Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tragedi K-Rewards yang Bikin Trauma

7 Oktober 2023   06:09 Diperbarui: 7 Oktober 2023   07:04 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengumuman K-Rewards (Foto: kompasiana.com)

Beberapa hari lalu kompasianer Fatmi Sunarya mengeluh keras. "K-Rewards gak adil, blas!" Kira-kira begitu intinya.

Dia mengeluhkan angka di samping kanan simbol mata di bawah judul artikel kompasiana. Itu menipu, katanya. Hoaks. Tak menggambarkan jumlah unique views (UV) Google Analytics yang boleh diganjar pranowo K-Rewards. "Hapus aja itu!" Bu Fat mangkel.

Sejumlah kompasianer mendukung penghapusan simbol "mata" itu. Bisa dipahami, sih. Siapa juga yang suka dipelototi. Atau dimata-matai. 

Inti kritik Bu Fat itu kisah klasik sebenarnya. K-Rewards tidak sesuai dengan Sila ke-5 Pancasila. Hanya mengganjar pranowo artikel dengan UV tertinggi menurut Google Analytics. Bukan berdasar kualitas artikel. 

Ada yang salah di situ? Gak juga. Harus diingat Kompasiana itu hidup dari views. Semakin besar views, semakin besar iklan dan mitra masuk, semakin besar pendapatan, semakin terjamin gaji Admin, semakin langgeng Kompasiana.

Sesederhana itu, kawan. No bees no honey, no views no money. 

Itu artinya apa? Walau Bu Fat menulis one article per one day dan semua HL karena dinilai bermutu, jangan harap bakal dapat K-Rewards jika total UV Google Analyticsnya di bawah 3,000 UV. Kasihan deh, lu, Mutu.

Sebaliknya jika Felix Tani yang kenthir itu menulis puisi palsu tentang ijazah palsu Jokowi, atau puisi-puisian pantun sindiran Butet Kartarajasa.  Eh, it works, dapat K-Rewards lumayan banyak. Karena yang baca ternyata mbludak. Sampai-sampai puisiwan Ayah Tuah pingsan njeblak.

Kata rekan kompasianer Suyono Apol, Felix Tani itu nulis artikel abal-abal demi viralitas dan K-Rewards. Dia terlalu jujur dan benar belaka. Tapi itu fungsi manifes saja, sebatas yang tampak di permukaan.

Fungsi latennya adalah kritik satiris terselubung. Bahwa jika kamu doyan uang, tulislah artikel kaleng-kaleng yang potensil viral. Berita-berita dengan judul bom nuklir tapi isinya mercon rawit di medol adalah contoh bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun