Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

'Piramida Toba' Itu Mungkin Situs Kampung Tua Batak Toba

9 Oktober 2023   15:28 Diperbarui: 11 Oktober 2023   05:05 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gundukan bukit berbentuk huruf A yang diklaim sebagai "Piramida Toba" di Desa Marbun Toruan,  Baktiraja (Bakkara) Humbang-Hasundutan, dataran tinggi Toba (Foto: Tangkapan layar Google Map)

"Sensasi macam apa lagi ini?" Pertanyaan itu terbetik di benakku saat membaca berita penemuan "Piramida Toba".  

Dikabarkan bahwa Prof. Danny Hilman Natawidjaya, peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN telah mengenali sebuah gundukan bukit di Tanah Batak sana sebagai "piramida".

Saya langsung teringat akan situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Tanah Pasundan.  Dalam kurun 2011-2013,  Prof. Danny, ketua Tim Terpadu Riset Mandiri mengklaim situs itu sebagai  "Piramida Nusantara". Padahal sejak lama, tak seorangpun arkeologpun menyebutnya piramida.  

Bahkan Nicholaas J. Krom, orang pertama yang mengidentifikasi dan melaporkan keberadaan situs itu (Rapporten van de Oudheid kundige Dienst, 2014) tak pernah menyebutnya piramida.  Arkeolog, antara lain Lufti Yondri (Balai Arkeologi Bandung), juga menegaskan Gunung Padang hanyalah situs megalitikum dari masa 117-45 SM. [1]

Sampai sekarang. Prof. Danny dan timnya tak kunjung berhasil membuktikan bahwa Gunung Padang itu sebuah piramida. Ujung-ujungnya justru memunculkan spekulasi-spekulasi irrasional. Ada yang bilang situs itu petilasan Raja Sulaiman. Bahkan ada yang menyimpulkan Gunung Padang itu adalah kota Atlantis yang hilang. 

Sementara keberadaan piramida Gunung Padang belum juga terbukti, Prof. Danny tiba-tiba mengumumkan penemuan "Piramida Toba" di Bakkara, Humbang-Hasundutan, Tanah Batak. Padahal belum ada riset mendalam, khususnya riset arkeologis, yang mendukung klaimnya itu.

Setelah ketakjelasan soal piramida Gunung Padang, lantas haruskah saya percaya klaim "Piramida Toba"? Bahkan sebelum itu, Prof. Danny sempat juga berpikir  Gunung Sadaurip, Garut dan Gunung Lalakon, Bandung adalah piramida juga.

Saya memilih berpikir skeptis untuk merespon klaim Prof. Danny tentang "Piramida Toba".  Tidak menerima dan percaya begitu saja. Karena alasan terkait teba kajian geologi, disiplin ilmu Prof. Danny dan pengtahuan empiris saya sebagai sosiolog yang mempelajari orang Batak Toba.

Piramida di Luar Teba Kajian Geologi

Obyek piramida itu, sebagai artefak budaya lampau, sejatinya adalah obyek kajian Arkeologi. Ilmu ini khusus mempelajari budaya manusia tempo dulu melalui kajian atas benda-benda atau artefak budaya tinggalan masa lalu. Contohnya, riset piramida Giza di Mesir.

Sejak kelahirannya tahun 1820 -- waktu itu masih fokus pada tinggalan prasejarah -- arkelogi diperlengkapi dengan teori, metode, dan teknik riset yang mumpuni untuk mengungkap sejarah budaya manusia, umumnya terpendam di dalam tanah. Contohnya penemuan candi Borobudur dan manusia Sangiran (Meganthropus paleojavanicus).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun