pada dua pangkal malam; aku duduk di depan layar televisi, zonder kopi en cangcimen
kedua bola mataku menempel ke kaki dan kepala setiap pemain bola Indonesia usia duapuluh tiga
di pangkal malam yang pertama, Indonesia menghujani gawang China Taipei sembilan gol tanpa balas
di pangkal malam yang kedua, Indonesia menghunjamkan dua gol ke gawang Turkmenistan tanpa balas: lolos murni ke piala asia qatar
sungguh, untuk pertama kalinya, aku menikmati dua sesi permainan indah sebelas anak muda Indonesia di lapangan hijau: tenang, taktis, tajam, kompak, kuat, dan buas
jujurly, di balik kemenangan Indonesia di dua pangkal malam di kota Solo gak ada apa-apanya: gak ada sepakbola gajah kontra China Taipei; gak ada sepak bola main mata kontra Turkmenistan
ya, gak ada apa-apanya: hanya ada pelatih Shin Tae-yong yang cerdas, dan sebelas anak muda yang bermain bola dengan cerdas, tedas, keras, dan tuntasÂ
jangan kau pikir ada semacam mejik, kebetulan, atau kongkalikong di situ; jangan, jangan pernah suudzon begitu (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H