Inilah malam ketika para kodok menangguhkan tidurnya di kota Jakarta.
Hujan pertama telah turun membasahi pangkal malam di ujung  Agustus.Â
Para kodok berlompatan ke dalam genangan air, ikut bersuka-ria menghapus kemarau.
Di ujung Gang Sapi seorang lelaki tua tersenyum memandangi air hujan menetes ke lantai, serta mengalir membentuk alur pada dinding di rumahnya yang bocor di sana-sini.Â
Pemandangan yang teramat dirindunya dari bulan ke bulan.
Maka inilah malam ketika kodok dan manusia Jakarta bernyanyi bersama. Menyanyikan lagu tentang hujan yang membilas Jakarta.
Mereka berharap besok pagi gedung-gedung metropolitan tak lagi sesak nafas. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H