Itu kan ironis. Polutan dibiarkan memusnahkan sebagian pembersih polutan. Itulah ironi Jakarta yang hari ini mulai WFH dan SFH lagi, demi menekan polusi.
Jika kuingat betapa jahat kabel-kabel itu terhadap pohon dan udara Jakarta, maka di saat itulah amarahku muncrat ke ubun-ubun. Apalagi saat memancung reranting pohon di depan rumah, ingin rasanya golok She Tan milikku kutebaskan ke rentangan kabel-kabel sialan itu.
Adalah lebih baik hidup tanpa kabel ketimbang tanpa pohon.
Pak Gubernur, tolonglah bikin peraturan daerah yang memenangkan pohon terhadap kabel-kabel udara di Jakarta.Â
Bagi seorang gubernur Jakarta dulu, menebas ratusan pohon di Monas, trotoar, dan lintasan kabel udara mungkin bukan masalah besar. Tapi bagiku menebang sebatang pohon yang kurawat sejak kecil di pekarangan, hanya demi eksistensi kabel, adalah masalah besar. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H