Kemarin Pak Tjip curhat kini terpaksa harus sembunyi dari kejaran debt collector pinjol. Beliau terjerat utang plus bunga ber bunga pinjol total Rp 14 juta tahun ini, setelah dikurangi cicilan Rp 2.2 juta.
Pak Tjip terlilit "ular" piton eh pinjol untuk kebutuhan bayar pulsa internet ponsel dan internet rumah demi kelancaran tugas menulis artikel anti-HL di Kompasiana.
Hitungannya begini. Rumus: (pulsa internet per bulan) + (pulsa internet rumah per bulan) × 12 bulan = biaya internet per tahun. Hitungan ril: (AUD 70 + AUD 65) × 12 bulan = AUD 135 x 12 bulan = AUD 1.620. Dirupiahkan: 1.620 × Rp 1000 = Rp 16.200.000 per tahun.
Itu biaya pulsa internet ponsel dan internet rumah Pak Tjip dan Bu Lina berdua. Seperti biasa, pasutri kompasianer tertua ini selalu menerapkan formula berdua: rumah 1 ber 2, ranjang 1 ber 2, kopi 1 cangkir ber 2, makan 1 piring ber 2. Bukan karena mereka termiskin di dunia, tapi karena mesra sampai tua.
Ngomong-ngomong, apa enaknya mesra saat kulit sudah keriput, ya. Hanya Pak Tjip dan Bu Lina yang bisa jawab di sini. Atau mungkin juga Ayah Tuah dan Aki Hensa.Â
Okelah, itu soal lain. Selingan di tengah kejaran debt collector pinjol.
Total pendapatan K-Rewards Pak Tjip dan Bu Lina hanya Rp 2.2 juta per tahun. Dipercaya saja begitu. Dugaanku sih kurang dari itu. Sebab pernah juga K-Rewards Pak Tjip sebesar Rp 20 juta hangus karena gak kunjung ditransfer.Â
Eh, K-Rewards Rp 20 juta? Gak bohong, nih. Ya, bohonglah. Sama bohongnya dengan Pak Tjip yang bilang aku mendapat K-Rewards Rp 17 juta bulan lalu. Jelas bohong itu. Yang benar aku dapat Rp 25 juta. Bohong jangan tanggung-tanggunglah.Â
Pak Tjip juga bohong saat bilang beliau terlilit pinjol Rp 14 juta. Faktanya sudah 3 tahun terakhir beliau terlilit pinjol dengan skema serupa. Jadi utang pinjolnya adalah Rp 14 juta x 3 tahun = Rp 42 juta. Ini yang tak diakui Pak Tjip karena kuatir Admin K jadi malu.
Malu? Ya, iyalah. Masa Admin gak malu sih disubsidi Pak Tjip dan Bu Lina sebesar Rp 42 juta dalam 3 tahun terakhir?Â