Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dua Lansia Seteru, Dua Puisi Berseru

8 Juli 2023   14:21 Diperbarui: 8 Juli 2023   21:36 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua lansia berseteru (Foto: Ljupco Smokovski/stock.adobe.com) 

Para lansia itu senang berseteru. Bukan karena mereka jahat. Bukan. Tapi karena dalam seteru, mereka menemukan gairah hidup. Tidak sendu sepi sendiri menghitung hari.

Itu sebabnya para lansia Jepang kiwari gemar melakukan tipiring. Semisal mencuri sepeda, mencuri barang di toko, dan menodong siswi kinyis-kinyis. Supaya mereka ditangkap polisi lalu dijebloskan ke penjarah. 

Nah, that's life. Di penjara lansia itu bahagia. Punya banyak kawan dan dipiara negara.  

Tapi itu di Jepang, ya. Jangan coba-coba di Indonesia. Penjara negeri ini tidak didisain ramah lansia. Belum juga masuk, kamu sudah ingin kabur.

Makanya saya heran. Tempo hari ada berita penangkapan sejumlah lansia pelaku judi. Aku menduga judi bagi mereka adalah way of life. So, mereka ditangkap dan mungkin akan dipenjarakan karena melakoni cara hidupnya. Masalahnya, seperti kukatakan tadi, penjara kita tak ramah lansia.

Barangkali, sekadar usul nih kepada Menkumham, ada baiknya dibangun penjara khusus lansia. Jangan cuma penjara anak-anak saja.

Lansia berseteru itu bisa di mana saja. Bisa di dunia nyata semisal di kedai kopi, kedai tuak, pasar, kakus umum, gang, lapangan, dan tikungan. Bisa pula di dunia maya semisal di WAG, medsos, medol, dan blog. Gimana enaknya aja.

Tapi dengan semakin intensif dan ekstensifnya perkembangan I(di)oT, para lansia kini lebih banyak berseteru di dunia maya. Kamu pasti tahu, siapa saja politisi gaek yang gemar berseteru dengan rezim via medsos dan medol. Sebagian adalah gelandangan politik yang takut kesepian.  

Di antara banyak lansia tersebutlah dua orang yang setia merawat perseteruan di antara mereka.  Mungkin kamu pernah dengar nama mereka: Ayah Tuah alias Kakek Ayah dan Felix Tani alias Engkong Felix. Keduanya rajin berseteru di blog ombyokan Kompasiana.

Aku hendak ceritakan perseteruan mereka. Tapi kamu boleh berhenti membaca, kalau tak tertarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun