Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Hati di Satu Kota

9 Juni 2023   10:24 Diperbarui: 9 Juni 2023   18:00 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku datang berkunjung ke kotamu tepat di malam purnama.

Kita bergandeng tangan di bawah terang bulan dan pendar ribuan lampion saat menyeberang jembatan kecil di pecinan.

"Manusia tak hanya hidup dari puisi," katamu. Mengingatkanku pada seseorang yang rajin merayumu dengan puisi-puisi rindu.

"Ya," sahutku, "tapi juga hidup dari narasi." Ingatanku melayang pada seorang politisi yang getol meneriakkan kerja berbasis narasi.

Sebab kerja tanpa narasi adalah kuli,  narasi tanpa kerja adalah mandor. Itu yang kita lihat di pasar kotamu, bukan.

"Aku mau wedang ronde," pintamu. "Baiklah," kataku. Aku ingat, masih ada sisa uang di dompet. Cukup untuk segelas wedang ronde. Segelas hangat untuk dua hati.

Lalu, di aplikasi ponsel, ada selembar tiket kereta untuk pulang esok pagi ke kotaku.

Di kotaku kunanti janjimu tiba di stasiun kereta. (eFTe)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun