Kemarin pagi aku masuk ke ruang IGD sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan. Untuk suatu urusan gak penting tapi genting. Jangan tanya apa itu.
Sementara aku berbincang dengan suster jaga bermasker -- dan saya juga bermasker (sehingga kami tidak saling kenal wajah) -- seorang lelaki usia 30-an masuk ke dalam ruang periksa.
Karena kupingku gak tersumpal, maka tak sengaja kudengarlah dialog antara dokter dan lelaki pasien itu.
"Kenapa, nih, Pak?"
"Perutku rasanya gak enak, Dok."
Perut gak enak? Pikirku. Apakah lelaki itu mengolah perutnya menjadi semacam soto jeroan? Mungkin salah bumbu sehingga rasanya blas gak enak?
Hei, aku kok berburuk sangka, ya.
"Kok bisa begitu?"
"Gak tau, Dok. Mungkin saya salah makan."
Lha, salah makan? Bukankah dia makan soto jeroannya sendiri? Kalau bukan, lalu makan apa, dong?