"Pada jam 13.45 WIB dengan mengucap bismillah, menetapkan Ganjar Pranowo sebagai kader dan petugas partai, ditingkatkan tugasnya sebagai calon presiden." -Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, Istana Batutulis Bogor, 21 April 2023. Â
Anies Baswedan kini tak kesepian lagi. Sudah hadir Ganjar Pranowo sebagai pesaing bakal calon presiden Indonesia. Sebentar lagi mungkin Prabowo Subianto menyusul.
Ada untungnya bila pesaing hadir. Fokus dan target pertarungan menjadi terang. Tidak buang-buang enersi lagi sekadar pukul angin, seperti telah dilakoni Anies Baswedan. Fokus dan target kini menjadi spesifik yaitu menjadi yang terbaik  di antara bertiga.
Namun ada satu pertanyaan mendasar yang harus diajukan kepada, dan harus dijawab oleh, setiap calon presiden Indonesia. Ke mana dia akan membawa negara ini bila terpilih menjadi presiden?
Untuk menjawab pertanyaan itu, sepakat dengan Anies Baswedan, Â kita bisa merujuk pada rekam jejak. Bukan merujuk visi dan misi capres yag bisa dikarang seindah mungkin.
Jika pertanyaan tadi diajukan secara khusus kepada Ganjar Pranowo, maka rekam jejaknya jelas menunjuk pada kinerjanya sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng). Asumsinya, seperti dikatakan Anies, kinerja sebagai gubernur menggambarkan apa yang akan dilakukan pada aras nasional kelak bila terpilih menjadi presiden.
Indikator kinerja seorang gubernur bukanlah penyelesaian berbagai program pembangunan daerah. Semisal pembangunan jembatan penyeberangan orang, pembuatan sumur resapan, naturalisasi sungai, dan lain-lain. Itu bersifat spesifik lokal sehingga tak dapat diperbandingkan antar daerah.
Paling tepat, sekaligus paling obyektif, indikator kinerja gubernur adalah tingkat capaian kemajuan sosionomi masyarakat. Itu adalah resultan dari keseluruhan program pembangunan di suatu daerah -- juga berlaku di aras nasional.Â
Indikator-indikator tersebut adalah Produk Domestik Bruto (PDB/ukuran pedapatan), Indeks Rasio Gini (ukuran ketimpangan), Angka Kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Indeks Kebahagiaan.