"Dalam sepakbola pemenang bukan yang terbanyak menguasai bola tapi yang terbanyak menciptakan gol."
Bahwa Argentina akan mengalahkan Kroasia di laga semifinal Piala Dunia 2022, itu sudah diperkirakan banyak pengamat. Itu logis saja mengingat level permainan Messi dan kawan-kawan memang berada di atas Modric dan kawan-kawan.
Tapi bahwa Argentina menang 3-0 atas Kroasia, itu sungguh tak logis. Di luar nalar persepakbolaan.Â
Begini. Empat tim yang lolos ke semifinal Piala Dunia 2022 Qatar itu logikanya punya kinerja yang kurang-lebih setaralah. Sebelas-duabelas kata orang Indonesia.
Jadi kalaupun satu tim harus kalah di semifinal Piala Dunia, logisnya skor kekalahan tipis-tipis saja. Katakanlah 1-0 atau 2-1.
Tapi ini? Kroasia kalah dengan skor telak 0-3. Itu di luar nalar.
Apakah Kroasia sedang "tak bisa" main bola? Tidak juga.
Perhatikan statistik pertandingan. Kroasia ungggul dalam penguasaan bola (61%), jumlah operan (607 banding 399) akurasi operan (87% banding 83%), dan tendangan sudut (4 banding 2). Itu artinya Kroasia menekan Argentina sepanjang pertandingan.
Tak logisnya, dengan penguasaan bola 61%, Kroasia cuma punya 2 tembakan akurat ke arah gawang (dari 12 tembakan). Sementara Argentina punya 7 tembakan akurat (dari 9 tembakan, termasuk penalti Messi di menit 34).
Apa artinya itu? Jelas Argentina bermain lebih efisien dan efektif dibanding Kroasia. Sedikit menguasai bola, tapi banyak menembak akurat ke gawang lawan.Â