Kompasianival 2022 adalah sebuah revolusi.. Weleh, keren, ya.
Gak percaya?
Ini buktinya. Untuk pertama kalinya -- sependek ingatan Engkong -- kompasianer centang hijau masuk jadi nomine best-bestan Kompasianival.
Itu revolusi. Sebab -- masih sependek ingatan Engkong -- centang biru adalah pengakuan Admin Kompasiana akan kredibilitas kompasianer dan konten artikelnya.
Akan halnya centang hijau -- lagi, sependek ingatan Engkong -- tak merujuk pada krediblitas, tapi semata kelengkapan "administratif" kompasianer.
Nomine Kompasianival Awards itu sendiri merujuk mutu (the) best (Citizen Journalism/Opinion/Fiction/Specific Interest/Student/Teacher).
So what? Begini. Dengan itu, Admin sedang mengatakan bahwa centang biru dan hijau tak ada korelasinya dengan mutu -- dalam arti kredibilitas -- konten artikel kompasianer.Â
Kompasianer centang hijau dan biru sama saja mutu (kredibilitas) konten artikelnya.
So what lagi? Ya, kompasianer centang hijau gak usah berjuang untuk centang biru. Ngapain juga. Lalu kompasianer centang biru gak usah risau jika di-down grade Admin jadi centang hijau.
Colour doesn't matter in Kompasiana!
"Fix no debat!" kata Porhangir Jepe Jepe, kompasianer termalas nulis panjang. Padahal  beda panjang dan pendek cuma satu huruf.
Baiklah. Mari kita bersukaria atas revolusi tadi. Itu revolusi dari atas, dari elit penguasa Kompasiana. Kalau Admin sudi disebut penguasa, ya.
Sampai di sini adalah berita gembira.
Berita duka, nanti 3 Desember 2022 di ajang Kompasianival. Â Tepatnya di Bentara Budaya, Jakarta.
Itu konsekuensi dari sistem penentuan the best yang bersifat tertutup. Tidak ada yang tahu berapa jumlah nama calon yang diusulkan kompasianer untuk tiap kategori. Tidak ada yang tahu berapa jumlah pengusul untuk masing-masing (dari 30) nomine. Tidak ada pula yang tahu berapa jumlah vote untuk masing-masing nomine.
Jadi? Ya, karena serba tertutup, bisalah dikatakan penentu mutlak the best pada akhirnya adalah Admin. Dengan justifikasi vote tadi.
Atau begini saja, deh. Kita jadinya tak pernah tahu apakah tirani mayoritas (vote kompasianer) yang berlaku, atau tirani minoriras (keputusan Admin)?
Hari-hari ini kita menyaksikan artikulasi harapan di Kompasiana. Ada ucapan-ucapan selamat untuk para nomine. Ada artikel-artikrl confession dari para nomine. Dan artikel-artikel para nomine yang menjadi kerap HL.
Singkatnya ada harapan bersemi dalam hati para nomine. Harapan untuk menjadi the best. Sekecil apapun itu. Atau senyaring apapun mereka mengatakan "Ah, aku gak berharaplah."
Kenyataan itu  akan terbukakan pada 3 Desember 2022 di Bentara Budaya. Pada hari itu di sana akan diumumkan nama enam orang the best, seorang tiap kategori.
Lalu selebihnya, 24 orang nomine akan menelan rasa kecewa sebagai orang yang dikalahkan oleh tirani. Â Entah itu tirani mayoritas atau minoritas.
Tapi sebesar apapun rasa kecewa mereka, tak akan bisa mengimbangi rasa kecewaku sore ini. Argentina, tim favoritku, dibantai 2-1 oleh Arab Saudi.
Hiks ....(eFTe)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI