Subuh menjelang pagi
tapi mengapa jiwaku merasakan senja?
Adakah uzurku telah melihat pagi semata kamuflase bagi hari akhir? Sebab kurasakan semakin getas syarafku, ciut ototku, kering sumsumku, dan rapuh tulangku. Tiada pagi tanpa derita raga.
"Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap."
Ah, sialan. Sesubuh ini suara merdu siapa yang melantunkan Mazmur Daud itu? Hanya untuk menegur si tua pengeluh ini dalam nada kasih?
Ya, Tuhanku, Allahku. Tersenyumlah padaku. Sebab aku mengaku salah, telah merutuki karunia umur tua yang Kau limpahkan padaku. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H