Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Jakarta Jadi Horor Sepeninggal Anies Baswedan?

19 Oktober 2022   12:41 Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:23 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jakarta yang mencekam (Foto: Dhoni Setiawan/kompas.com)

Begitu Anies Baswedan keluar dari Balaikota, Jakarta langsung diteror horor.

Hanya  selang sehari setelah Anies purna tugas, langsung terjadi horor di Stasiun Manggarai. Fungsi stasiun Manggarai sebagai hub persimpangan kereta tak berjalan.   

Frekuensi kereta masuk jauh lebih tinggi dari frekuensi kereta pengumpan.  Akibatnya terjadi penumpukan penumpang. 

Lalu tabrakan penumpang turun dan penumpang naik tak terhindarkan saat kereta pengumpan datang. Semua ingin menjadi yang pertama naik ke gerbong karena takut telat masuk kantor.  

Gimana gak horor, coba.

Setidaknya begitu menurut laporan kompasianer Widi Kurniawan di Kompasiana tanggal 17 Oktober 2022. (Baca: "Senin Pagi Horor di Stasiun Manggarai", K. 17/10/2022)

Sehari setelah peristiwa horor di Manggarai, dilaporkan pula adanya horor di Halte Trans Jakarta Bundaran Senayan.  Terjadi penumpukan penumpang di halte itu karena kelangkaan bus Trans Jakarta menuju  destinasi-destinasi tertentu.  Bayangkan halte sempit penuh sesak, sementara pandemi belum sepenuhnya kelar. 

Apa gak horor, tuh.

Sekurangnya begitulah menurut laporan kompasianer Tety Polmasari di Kompasiana tanggal 18 Oktober 2022. (Baca: "Halte Busway Transjakarta Bundaran Senayan Kalau Sore Juga 'Horor'".)

Saya jadi heran.  Baru dua hari Anies Baswedan meninggalkan Balai Kota Jakarta, purna tugas, kok ya sudah bermunculan laporan soal kehororan Jakarta.

Berarti, logikanya,  saat Anies Baswedan menjadi Gubernur Jakarta tak ada horor-horor semacam itu.  Yang ada, "maju kotanya, bahagia warganya".  

Banjir? Ah, itu bukan horor, hanya genangan air maksimal 6 jam.  Artinya, Jakarta boleh terendam air selama 6 jam per hari (24 jam), atau 2,190 jam (91.25 hari) per tahun (365 hari).

Macet? Ah, itu juga bukan horor, hanya kemandegan laju kendaraan pada jam-jam sibuk.  Faktanya, Jakarta anti-macet pukul 24.00 WIB dan pada hari Minggu atau tanggal merah, atau pada saat wajib WFH.

Intinya, selama ini tidak ada laporan soal horor di Jakarta.  Mungkin karena Anies Baswedan mampu mengatasi horor-horor perkotaan, bahkan cukup dengan kata-kata.

Jadi, apa gerangan yang terjadi dengan kota Jakarta? Baru dua hari ditinggalkan Anies Baswedan, warganya sudah diteror horor di stasiun kereta dan halte bus.  Hari ini dan besok laporan teror horor di mana lagi?

Pak Heru, tolong, selaku Pj Gubernur Jakarta bebaskan Jakarta dari horor-horor di ruang publik.  Sekali lagi, di ruang publik. Khususnya di bidang transportasi. Ingat, transportasi, bukan kaki. 

Tapi, ngomong-ngomong, apakah Pak Heru tahu artinya "horor"? Nanya, serius. (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun