Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Salahnya Mbak Puan Cemberut?

28 September 2022   11:59 Diperbarui: 28 September 2022   19:26 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi terkantuk-kantuk, eh, WAG diserbu chat berbalas tentang Mbak Puan Maharani cemberut saat lempar-lempar kaos di Bekasi.  

Oh, Tuhan.  Mengapa anggota WAG ini tak ikhlas membiarkanku terkantuk-kantuk. Itu satu-satunya kemewahanku sebagai lansia daluarsa.

Cuma ekspresi Mbak Puan cemberut di tengah kerumunan aja, kok jadi rame, ya.  Jadi polemik pula.  

Sampai-sampai PDIP perlu banget mengklarifikasi kecemberutan Mbak Puan itu. Katanya, Mbak Puan itu bukan cemberut pada rakyat. Tapi cemberut pada walprinya yang ikut-ikutan lempar-lempar kaos.

Logis.  Yang digadang-gadang jadi capres itu, kan Mbak Puan.  Lempar kaos ke rakyat itu gaya promosi dirinya.  Kenapa pula itu walpri ikut-ikutan.  Sebel, ih. 

Tapi ada juga tak logisnya. Katanya, kalau maunya cemberut, Mbak Puan gak bakalan mau dong turun ke bawah. Eh, di bawah itu gak enak, Bro. Wajar kalau cemberut.

Atau, mungkin, Mbak Puan membaui aroma tubuh rakyat yang sedap.  Ya, wajar dong cemberut.  Sedih karena rakyat kecil ternyata gak mampu beli parfum.

Baca juga: Subuh Tubuh Sembuh

Atau mungkin Mbak Puan lelah.  Maklum, Bekasi itu kan jauh dari Jakarta.

Begitupun, masih ada yang protes. Kenapa pula itu kaos dilempar-lempar ke rakyat.  Kan jadi macam petani lempar pellet ke kerumunan ikan di kolam? Gak sopanlah itu.

Ya elah! Itu namanya adil, Kawan. Pemberian tanpa pilih bulu.  Bahwa warga jadi berantem rebutan kaos, ya, wajarlah.  Hitung-hitung latihan rebutan BLT.  Itu meniru polah pengurus partai juga, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun