Â
"Gimana sih Pak Jokowi ini?" Suara Berta melengking tinggi. "Seenaknya ganti gas melon ke kompor listrik?" Nada suaranya makin meninggi.
"Bah, tenang dulu, Dik." Poltak berusaha menenangkan istri tunggalnya itu. "Setahu abang, kompor-listrikisasi itu program ESDM lewat PLN. Bukan program Pak Jokowi."
"Bah, jangan kau bela pula, Pak Jokowi, Bang. Beliau kan presiden kita. Kalau Pak Jokowi bilang batalkan kompor-listrikisasi, ya, batallah itu."
"Tak semudah itu, Dik. Program ini kan untuk mengoreksi program gas melon yang ternyata dinikmati orang kaya juga."
"Bah, kalau koreksi, sistemnya yang dikoreksi, Bang. Bukan gas melonnya yang dihilangkan."
"Paling mudah, ya, gitu, Dik. Hapus gas melon. Ganti kompor listrik."
"Alaaah, bisa-bisanya PLN itu. Mau naikin pendapatan penjualan listrik dia itu. Sekalian dagang kompor. Tega kalilah PLN itu."
"Kompornya gratis, Dik."
"Mana ada yang gratis. Palingan juga dibelu dengan uang APBN. Duitnya masuk ke PLN juga kale!"