Kebiri manusia lelaki pemerkosa lebih mendesak ketimbang kebiri kucing terlantar.Â
Bisa-bisanya Admin K(ompasiana) bikin Topik Pilihan "Kebiri Hewan Liar, Pilihan Tepat?" Itu menyesatkan, Mas dan Mbak Admin.
Kenapa saya bilang menyesatkan? Â Karena ada frasa "hewan liar". Â Hewan liar itu ada di alam bebas. Kecuali mungkin tikus, cicak, dan kecoa yang doyan main di rumah jorok. Â
Tapi ini kan bicara soal kebiri, ya. Â Saya pikir tak adalah orang yang berpikir mengebiri tikus, cicak, dan kecoa.Â
Hewan liar  mamalia itu lazimnya ada di hutan dan di padang rumput, termasuk kucing liar.  Kecuali ikan paus, ya.  Kalau mengikuti frasa "kebiri hewan liar", lha, jelas itu kegiatan gak masuk akal.  Siapa pula yang mau blusukan ke hutan menangkapi lalu mengebiri setiap hewan liar jantan.Â
Tapi saya mengertilah.  Maksud Admin K dengan "hewan liar" adalah "hewan jinak terlantar'.  Istilah generiknya, hewan domestik. Untuk kucing yang lagi viral itu berarti Felis silvetris catus.  Kalau anjing, Canis lupus familiaris.  Kalau serigala namanya Canis lupus -- ingat frasa homo homini lupus. Kalau Felix tani, nah, itu kompasianer, teman-teman.
Intinya saya mau bilang, istilah "kucing liar" -- kita bicara tentang hewan ini saja, ya -- itu keliru, jika yang dimaksud adalah kucing-kucing yang berkeliaran di sekitar rumah. Â
Itu bukan kucing liar tapi kucing terlantar. Normalnya kucing, sebagai hewan rumahan, kan mesti ada tuan atau pemiliknya?Â
Nah, kalau kucing-kucing itu ditelantarkan lalu berkeliaran di jalanan dan perumahan, ya, salahkan dan hukum mantan tuan atau pemiliknya, dong. Â Masa kucingnya yang dikebiri. Â Apalagi ditembak pakai senapan angin. Gak adil, dong. Â
Lagi pula, kenapa Admin K jadi seksis, ya. Â Kata "kebiri" itu kan langsung memvonis kucing jantan sebagai biang kerok peningkatan populasi kucing terlantar. Â Lha, yang melahirkan anak-anak kucing itu kan kucing betina. Harusnya kucing betina yang diberi sanksi, dong.