Sore sampai malam ini, Rabu 13 Juli 2032, Â laga semifinal Piala AFF U-19 2022 akan digelar di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi. Laga pertama pukul 15.30 WIB mempertemukan Timnas Malaysia dan Vietnam. Pada laga kedua, pukul 20.00 WIB, akan berhadapan Laos dan Thailand.
Lantas, siapa penontonnya? Minoritasnya pasti warga dari empat negara itu yang sedang bermukim atau berkunjung ke Indonesia. Mayoritasnya saya perkirakan supporter Timnas Indonesia U-19 yang tersingkir dari piala AFF 2022 secara menyakitkan. Korban dari aturan "head to head" dalam penentuan semifinalis.Â
Untuk apa supporter Indonesia menonton pertandingan Timnas Vietnam dan Timnas Thailand. Bukankah dua tim itu diduga telah memainkan sepakbola "gajah", mencederai nilai sportivitas dan integritas, sehingga Timnas Indonesia tersingkir dari piala AFF 2022.
Ya, itulah, supporter Timnas Indonesia hendak membalaskan sakit hati atas tersingkirnya tim kesayangannya dari Piala AFF 2022. Supporter Timnas Indonesia punya predisposisi ketersingkiran Garuda Muda adalah hasil "main mata" atau persekongkolan antara Timnas Vietnam dan Timnas Thailand.
Supporter Indonesia diprediksi akan menghukum Timnas Vietnam dan Timnas Thailand dengan cara mendukung lawan-lawannya. Maka pada laga sore dan malam ini, supporter Indonesia akan mendukung Timnas Malaysia dan Timnas Laos. Dua tim tersebut akan mendapat tambahan  "pemain keduabelas"  di bangku penonton.
Harapan supporter Timnas Indonesia, mental pemain-pemain remaja Thailand dan Vietnam itu akan jatuh, sehingga akan digulung lawan dengan mudah. Itu saja yang dimaui supporter Timnas Indonesia. Tim yang tidak supportif, dan mencurangi Timnas Indonesia, Â menurut predisposisi supporter layak dihukum.
Penghukuman dengan cara serupa oleh supporter Timnas Indonesia diperkirakan akan terjadi juga jika Timnas Vietnam dan/atau Timnas Thailand melaju ke babak final.
Dalam kasus Timnas Vietnam dan Tim Thailand yang lolos ke babak final, maka penghukuman lebih keras mungkin akan dilakukan. Aksi boikot, laga final tanpa penonton. Mungkin itu akan menjadi laga piala AFF 2020 terburuk, dari sisi rekor penonton.
Jika penghukuman oleh supporter Timnas Indonesia terjadi, haruskah dikatai mereka tidak sportif, barbar, kampungan, atau sebut apa saja perilaku buruk?Â
Tidak pada tempatnya menghakimi supporter. Karena secara sosiologis supporter adalah kerumunan (crowd) tak terstruktur, tanpa komando. Satu-satunya yang mempersatukan supporter adalah motif yang sama, yaitu dukungan tanpa syarat, cenderung sauvinis, kepada tim kesayangannya. Â Apapun akan dilakukannya, demi membela tim yang didukungnya. Â
Jadi, supporter yang baik adalah supporter yang mendukung tim kesangannya dengan cara-cara yang sauvinis. Bukan supporter yang duduk manis di bangku penonton dan menangis bila tim kesayangannya kalah.
Bukan, bukan seperti itu. Supporter Timnas Indonesia adalah pendukung sauvinis, yang mendukung Timnas Indonesia dengan cara keras, kalau perlu menghukum tim lawan yang dinilai curang. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H