Kalau ada orang Jawa mengaku "sudah jatuh tertimpa tangga pula", kamu jangan percaya. Dia bohong. Itu "hil yang mustahal". Sebab rumah orang Jawa tak punya tangga.
Palingan juga rumah orang Jawa punya undakan. Dan kamu tak mungkin ketimpa undakan. Tapi kamu sangat mungkin menimpa undakan. Jika kakimu tersandung.
Pepatah "sudah jatuh tertimpa tangga" itu hanya mungkin jadi kenyataan pada warga etnik dengan rumah bertangga tinggi. Katakanlah warga etnik Melayu tempo dulu. Pepatah itu agaknya berasal dari sana.Â
Tapi pepatah itu, dan kemungkinan faktualnya, berlaku juga untuk etnis Batak, tetangga Melayu Deli dan Melayu Riau. Kamu kan tahu, rumah adat Batak itu tangganya tinggi.Â
Sebenarnya, kalau gak keterlaluan, sangat jarang orang yang sudah jatuh dari tangga rumah ketimpa tangga pula. Itu hanya mungkin jika tangganya rapuh dan kamu kejeblos jatuh  ke kolongnya. Itu berarti sengaja cari celaka. Udah tahu tangga rapuh, masih dinaiki juga. Mikir, dong!
Seorang dari manusia cilaka yang langka itu adalah Engkong Felix. Ya, dia itu benar-benar "sudah jatuh tertimpa tangga pula" di Kompasiana.  "Gak mungkin!" teriakmu tapi, dalam hati,  berharap itu terjadi. Karena kamu berpikir lansia jatuh dan tertimpa tangga itu lucu macam komedi slapstik  Charlie Chaplin. Iya, kan? Ngaku!
Straight to the point aja, ya. Kamu tahu Engkong Felix kan sedang  suka-sukanya menulis Novel Poltak. Eh, dengan alasan penyegaran Halaman Tulis, Admin membuang kanal Novel dari kategori Fiksiana Kompasiana. Itu kan ibaratnya Engkong jatuh (dari tangga). Perasaan Engkong, ya, begitulah. Keberatan, loe?
Tapi itu tak cukup rupanya. Kanal Humor juga digusur ke bawah kategori Life. Kamu tahu kategori Life itu macam apa? Itu adalah kategori yang bukan kategori. Pokoknya sapu jagadlah. Apa saja yang gak ada kategorinya, ya, masuk kategori Life.
Lha, gimana Engkong gak merasa tertimpa tangga. Kanal Humor yang tadinya kategori Hiburan tetiba masuk kategori "palugada" Life. Sakitnya itu sampai ke tulang-belulang. Kamu tahu kan, lansia itu massa otot tubuhnya menyusut. Jadi kalau tertimpa tangga, langsung klontang-klonting beradu dengan belulang.Â
Dari dulu Engkong sudah bengok-bengok agar Humor itu masuk kategori Fiksiana. Sebab karya humor "Don Kisot" (Cervantes) dan "Si Lugu" (Voltaire) misalnya termasuk karya fiksi, bukan? Eh, bukannya didengar, malah Engkong didorong hingga jatuh ke bawah tangga.