Kamu tahu, kan? Novel adalah minoritas dibanding Cerpen dan Puisi di tanah Fiksiana? Jadi, kalau Admin yang otoriter itu berpihak pada mayoritas Cerpen dan Puisi, wajarlah kalau Novel disepak ke luar rumah Fiksiana. Itu masuk akal, sangat masuk akal.
Apa artinya itu? Â Jelas, Admin Kompasiana baru saja membredel Novel Poltak di negara Kompasiana. Dibredel? Ya, kalau rumahnya -- yaitu sub-kategori Novel -- dibumi-hanguskan, lalu apa namanya itu kalau bukan pembredelan untuk Novel Poltak?
Tapi baiklah. Saya tak mau protes. Sudah terlalu tua untuk hal semacam itu. Lagi pula pembredelan itu kan otoriras Admin yang otoriter. Fei Li Tan bisa apa, coba.
Cuma, ya, cuma saya mau tanya nih kepada rekan-rekan kompasianer. Â Saya harus tayangkan di mana Poltak #093, nomor terbaru Novel Poltak? Bingung, ah, bingung, aku bingung.Â
Aku bertanya kepada kompasianer, ya, bukan kepada Admin Kompasiana. Sebab rumput yang bergoyang jauh lebih responsif ketimbang Admin Kompasiana.Â
Ah, apakah saya lebay tralala? Ya, kamu tahu kan, lansia ada kalanya lebay. Â (eFTe)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H