Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seekor Punai Hinggap di Pucuk Laras Senapan

25 Juni 2022   05:38 Diperbarui: 25 Juni 2022   05:59 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung punai (Foto: Flickr user NatureAtYourBackyard . Photo uploaded to commons by user ltshears/via Wikipedia.com) 

Si Amat melintas gagah di depan kedai kopi kampung ramai pengunjung sore. Memanggul senapan angin. Menenteng seekor punai mati. 

"Seharian berburu kau cuma beroleh seekor punai." Seorang pengunjung kedai menyindir. Pengunjung lain tergelak. 

"Kau tahu? Punai ini kudapat sambil tidur di hutan!" Si Amat menjadi katak sombong yang menggelembungkan perut di hadapan seekor sapi.

"Ceritakanlah!"

"Aku tertidur lelap menyandar pada sebatang pohon meranti di hutan. Senapan kupegang di tangan kanan dengan laras tegak lurus ke langit. Saat aku terbangun kulihat seekor punai berkicau hinggap di pucuk laras senapanku. Kutarik pelatuk. Dor! Maka kudapat seekor punai ini."

Hahaha. 

"Amat, Amat. Dasar kau buras. Kau Si Amat Buras."

Gelak-tawa bertalu-talu, Si Amat Buras hilang berlalu.

Kucari Si Amat Buras di Google Map. Aku dituntun ke alamat rumahmu dan rumahku. (eFTe)

*Ceritera "Si Amat Buras" terdapat dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia terbitan Medan untuk SD akhir 1960-an di Sumatera Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun