Geram baca judul artikel ini? Gerah? Tersinggung? Pengen numbuk muncung Engkong?
Stop! Jangan teruskan membaca. Sebab menumbuk muncung engkong-engkong itu dosa. Ada tertulis, "Hormatilah orangtuamu".
Eh, tapi yang harus dihormati "orangtua", ya. Bukan "orang tua", engkong.
Pantesan pernah ada anggota DPR muda membentak-bentak sambil menunjuk-nunjuk muka seorang mantan menteri tua dalam sebuah acara adungeyel di televisi.
Kek mau ditumbuknya kurasa muka orang tua itu. Paling tidak disiram pakai air minumlah. Itu pernah terjadi pada orang lain. Dalam acara adungeyel di televisi juga. Ngasih minum ke orang tua kok ya disiramkan ke mukanya, ya.
Ngomong-ngomong soal acara-acara adungeyel di televisi. Engkong ogah nonton. Si A mendungukan si B, lalu Si B balik mendungukan Si A. Berarti mereka berdua adudungu, kan? Kasihan, jangan ditonton.
Bah! Engkong ngelantur, ya. Maaf, engkong-engkong biasa begitu. Ciri orang cerdas.
Sungguh, Kompasiana akhir-akhir ini dibanjiri artikel-artikel tak bermutu dari penulis yang “lu lagi lu lagi”.
Dua ciri artikel tak bermutu di Kompasiana adalah:
- Dihapus oleh Admin Kompasiana.
- Tidak diberi label "Pilihan" atau "Artikel Utama".
Fix no debate! Atau mau gaduh dengan Jepe jepe?
Itu ciri-ciri mutlak. Ada ciri-ciri relatifnya juga:
- Menyebut-nyebut nama kompasianer tua secara tidak sopan.
- Merisak kompasianer milenial kesayangan Admin Kompasiana.
- Menggugat nilai dan distribusi K-Rewards.
- Mengomeli Admin Kompasiana seolah mengomeli bawahan di kantor.
- Menganalisis hal yang bukan keahliannya. Contoh: menganalisis laga sepakbola padahal gak ngerti sepakbola.
- Menyajikan humor yang bikin kening pembaca berkerut dan mulutnya cemberut. (Jadi jelek, kan?).
- Menyajikan pengalaman kuliner atau wisata tapi gak ngajak-ngajak. Itu syur sendiri namanya. Tak baik.
- Isi artikel ngalor-ngidul ngetan-ngulon gak jelas.
Itu baru delapan ciri relatif, ya. Kurang banyak? Silahkan tambahkan sendiri. Boleh cari ciri takmutu pada artikel-artikel kompasianer Felix Tani yang sok ngilmiah padahal "ngelmu ah".
Gak usah jauh-jauh. Artikel ini adalah kasus takmutu. Kalaupun Admin K menyematkan label “Pilihan”, itu karena penulisnya kompasianer centang biru.
“Artikel kompasianer centang biru pasti bermutu? Hueeekh ….” Tante Virus Mode is on! Jadi kangen pada kompasianer tengil yang baik hati ini. Kemana, ya, Kompasianer Immortal itu. Pembunuhan tak akan mematikannya.
Tapi Tante Vaksin ada benarnya, walau ada juga salahnya. Ambil kasus kompasianer Merza Gamal. Benarnya: sewaktu centang biru, artikel-artikelnya bermutu tinggi. Salahnya: setelah terdegradasi ke centang hijau, artikel-artikelnya tetap bermutu tinggi.
Mau tahu rahasia Uda Merza? "Tetap Semangat!!! Terus Semangat ...." Itu rahasianya.
Nah, resep rahasia itu juga yang Engkong Felix terapkan. Tetap semangat terus semangat menulis artikel takmutu!
Konsistensi di atas segalanya, Kawan! (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H