Karena kau tanya begitu, maka kujawab begini. Dengarkan kata-kataku.
Puasa itu bukan soal puas. Puas makan selulus ingkar hasrat satu, tigapuluh, atau empatpuluh hari.Â
Puas a(h). Bukan, bukan begitu.
Puasa itu soal asa. Asa untuk kuat menapaki jalan-Nya yang terjal, penuh onak dan duri, tapi benar.Â
Pu(nya) asa. Itu, seperti itu.
Maka aku kuat karena puasa, Â bukan puasa karena kuat.
Mengertikah kau kini betapa hebat puasa itu? (eFTe)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!