Pertama kali bunga wijaya kusuma mekar di taman tengah malam, Poltak dan Berta memaksa diri begadang. Mereka percaya ujaran melihat wijaya kusuma mekar akan mendatangkan rezeki.
Benarkah? Faktanya, pagi esok harinya Poltak dan Berta terbangun dalam kondisi masuk angin berat. Terpaksalah saling kerok punggung. Barangkali punggung dikerok pasangan itu tergolong rezeki juga.
Kedua kali Poltak dan Berta memaksakan diri begadang menunggu bunga wijaya kusuma mekar, esok harinya mereka harus saling kerok punggung juga.Â
Tak hanya itu. Masih ditambah fakta hari itu tanggal pertama Poltak pensiun. Kalau kamu anggap seorang pensiunan mengerok punggung istri adalah rezeki, maka kamu perlu memeriksa kembali definisi rezeki.
Terakhir, Selasa 8 Maret 2022 yang lalu, bunga wijaya kusuma itu krmbali mekar. Lebih dungu dari keledai udik, Poltak dan Berta memaksakan diri menunggui mekarnya bunga pembawa "rezeki" masuk angin itu. Besoknya, Rabu 9 Maret 2022, sekali lagi Poltak dan Berta harus saling kerok.Â
Untunglah sudah pensiun, sehingga Poltak tak perlu berangkat pagi ke kantor. Acara kerok-mengerok bisa lebih santai. Mungkin, kalau dipaksakan, itu masuk kategori rezeki juga. Sebab ada kata "untunglah".
Tapi tak berhenti di situ. Rabu 9 Maret itu juga, Admin Kompasiana mengumumkan perolehan K-Rewards Februari 2022. Terpamerkan di situ Acek Rudy menduduki peringkat satu dengan nilai  perolehan Rp 3.150.279. Kalau kamu pikir itu rezeki Poltak, maka kamu perlu memanjatkan doa tobat. (eFTe)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H