Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

BRIN, Politik Riset, dan Kerbau Belang Toraja

20 Januari 2022   15:37 Diperbarui: 21 Januari 2022   17:15 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi logo BRIN (Sumber: Badan Riset dan Inovasi Nasional via Kompas.com)

Dengan diketahuinya penyebab dan mekanisme kemunculan warna belang pada kerbau Toraja ini maka keberadaan kerbau belang, salah satu plasma nutfah khas Indonesia, dapat dilestarikan.

Menariknya, dari diskusi singkat dengan Ronny R. Noor, hasil riset itu hanya akan digunakan untuk pelestarian kerbau belang Toraja di daerah Toraja sendiri. Tidak ada upaya kapitalisasi hasil riset untuk pengembangan populasi kerbau belang Toraja di daerah atau negara lain. Penghargaan pada keunikan plasma nuftah lokal dan budaya lokal bersifat mutlak di sini.

Bisa dibayangkan, jika Ronny R. Noor dan kawan-kawan periset Indonesia terpapar idiologi liberalisme/kapitalisme, temuan itu mungkin akan dikomersilkan ke pasar inovasi dunia. 

Hanya karena Ronny R. Noor dan kawan-kawan berpegang teguh pada Pancasila, khususnya terkait pelestarian kebhinnekaan plasma nutfah nasional, maka mereka membangun komitmen hanya akan menggunakan temuan itu untuk kepentingan orang Toraja.

Riset pola belang kerbau Toraja oleh Ronny R. Noor dan kawan-kawan itu adalah contoh gemilang riset berbasis ideologi Pancasila. Para periset berhasil menegakkan nasionalismenya. Mereka hanya akan menggunakan hasil riset untuk menguatkan kemajemukan sosial bangsa dan keanekaragaman hayati nasional.

Kinerja Ronny R. Noor dan kawan-kawan adalah model kedaulatan riset berbasis ideologi Pancasila yang ditargetkan BRIN dan Dewan Pengarah BRIN. Tidak ada pemberangusan kebebasan akademik di situ. Yang terjadi adalah artikulasi kebebasan akademik untuk penguatan masyarakat Pancasilais, NKRI, dan bhinneka tunggal ika.

Bisa dikatakan BRIN dan Dewan Pengarah BRIN bermaksud menegakkan riset nasional berbasis ideologi Pancasila di Indonesia. Dengan kata lain periset kita tak akan lagi menguatkan ideologi bangsa dan negara lain, melainkan ideologi bangsa dan negara sendiri. Singkat kata, kedaulatan riset nasional.(eFTe)

Rujukan:

[1] "Polemik Jokowi Lantik Megawati jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN", tirto.id, 14/10/2021. 

[2] Ronny R. Noor, "Menguak Rahasia Kerbau Belang Toraja", kompasiana.com, 16/01/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun