Kompasianival 2021 sudah berlalu meninggalkan para pemenang K-Award. Kita jadi tahu siapa Best in Specific Interest (Tonny S.), Best in Opinion (David A.), Best in Citizen Journalism (Guido A.), Best in Fiction (Indra R.), K'ner of the Year (Dewi P.), dan K'ner of the Fear (Eng Kong Fe).Â
Begitulah. Kompasianival itu semacam nona pendekar pemanah sukma yang berkelebat secepat kilat dan hanya meninggalkan wangi parfum, tapi menyimpan rapat biang parfumnya. Â Para pemenang best of the best itu adalah wangi parfum, sedang biangnya adalah seorang Kompasianer Dahsyat. Â
Kita tak petnah tahu siapa sosok Kompasianer Dahsyat itu, karena jatidirinya disimpan rapat oleh Admin K. Tapi untunglah di sini ada seorang kompasianer kenthir yang khatam metode anarkis untuk menyingkap penutup apapun yang disembunyikan.Â
Yang diperlukan hanya intuisi dan serendipitas. Itulah jalan untuk menemukan sesuatu yang tak mungkin ditemukan oleh manusia cerdas biasa. Â Intuisi dan serendipitas itu beyond intelectuality. Soal kepekaan yang terbangun seiring pengalaman panjang.
Itu sebabnya kualitas itu hanya dimiliki seseorang yang sudah menyandang status Engkong. Jangan harap seseorang yang berstatus Acek bisa memilikinya.
Begitulah. Berkat intuisi tajam, dan sensitivitas tinggi mengidentifikasi percikan serendipitas, akhirnya berhasil menemukan sosok Kompasianer Dahsyat itu. Â Dia adalah seorang kompasianer yang selalu memberi komentar "Dahsyat" -- hanya kata "Dahsyat" -- pada setiap artikel, tak perduli artikel apapun itu. Namanya, Mohammad Syafei alias Bang Fei. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H