Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kritik Terakhir untuk Admin Kompasiana

26 November 2021   06:36 Diperbarui: 26 November 2021   13:11 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari kompasiana.com

Kemarin saya bilang tak akan mengritik Admin Kompasiana lagi setelah gelaran Kompasianival 2021. Gelarannya besok Sabtu, 27 November 2021. Hari ini baru tanggal 26 November 2021. Jadi, saya masih bisa nulis kritik, dong.

Saya tak ingin bertele-tele. Langsung ke inti persoalan.

Intinya, saya minta Admin K menghentikan program bundling Topik Pilihan (Topil) dan K-Rewards.  

Alasan untuk permintaan saya itu begini. 

Pertama, bundling Topil dan K-Rewards itu diskriminatif.  Admin K lebih menghargai artikel yang sesuai preferensi bisnis kontennya, ketimbang artikel luar-preferensi. 

Lebih parah lagi diskriminasinya jika artikel Topil dipersepsikan sebagai voice (opini bermakna), sedangkan non-topil noise (kebisingan). Itu dikotomi yang sadis, sesat pikir. 

Sesuatu itu tidak dengan sendirinya benar dan bermakna, hanya karena dia sesuai dengan kemauan kita.  Itu bias kepentingan namanya.

Kedua, bundling Topil dan K-Rewards itu berpotensi penghinaan terhadap makna artikel sebagai "seni keperiadaan" (estetika eksistensi).  Jika satu artikel topil dengan mutu A mendapat K-Rewards  dua atau tiga kali lipat dibanding  artikel non-topil dengan mutu A juga, bukankah itu penghinaan terhadap artikel non-topil?

Jika K-Rewards itu diterima sebagai bentuk reifikasi, pengukuran nilai secara materialis, maka itu bermakna Admin K telah menilai lebih tinggi Kompasianer pro-topil ketimbang Kompasianer anti-topil. Implisit, itu bermakna merendahkan eksistensi diri kelompok Kompasianer tersebut terakhir.  

Saya sudah bilang tak hendak bertele-tele. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun