Kemarin Engkong Felix beli buah di gerobak Bang Pi'i, tukang buah kawakan yang jadi langganan. Disebut kawakan karena sudah jualan buah sejak usia tigapuluhan  sampai sekarang limapuluhan.  Engkong sendiri sudah menjadi pelanggannya selama sepuluh tahun terakhir.
Bang Pi'i selalu mangkal di mulut Gang Sapi Jakarta, di bawah pohon kemang. Dia menjual buah-buah lokal seperti pisang, jeruk, mangga, pepaya, jambu, rambutan, Â dan terkadang buah naga. Semua buah segar. Buah busuk tak dijual. Silahkan ambil, gratis.
"Ini pisang tanduk harga berape, Bang?" tanya Engkong.
"Sepuluh rebu tiga, Pak Haji." Aih, entah sejak kapan Engkong jadi haji. Bang Pi'i selalu menyapa begitu. Bagi Bang Pi'i, Â setiap lelaki beruban lebat rupanya pantas disapa "Pak Haji". Â Walau salah, biar sajalah. Yang penting dia senang, dan harga buah murah.
"Kalau beli limabelas ribu rupiah, dapat berapa, Bang?"
"Lima buah."
"Kalau beli sepuluhribu dapat tiga. Â Kalau beli limaribu lagi dapat dua?"
"Betul, Pak Haji."
"Kalau begitu, saya beli limaribu,deh." Â Pikir Engkong sepuluh ribu dapat tiga, berarti sebuah harganya Rp 3,333. Kalau beli limaribu dapat dua, berarti Rp 2,500 per buah. Â Dan kalau dua kali beli masing-masing Rp 5,000, bisa dapat empat pisang tanduk. Lebih murah, dong.
"Boleh, Pak Haji. Ini yang tiga buah bayar dulu sepuluh rebu."