Alir air sungai itu sungguh tenang. Menghanyutkan. Tiada kusadar. Telah terbawa jauh aku ke hilir. Jauh, teramat jauh dari hulu. Dari tempat seharusnya aku berdiri.
Kurasa diri kini seperti seketul tahi hanyut di alir sungai. Bisakah aku kembali mudik ke hulu? Atau, adakah kekuatan yang sudi memulangkanku ke asal?
Akan tetapi. Bila diriku ternyata cuma seketul tahi hanyut di alir air sungai. Maka berharap Dia memulangkanku ke hulu, ke asal, adalah keangkuhan.
Ijinkanlah seketul tahi hanyut ini menjadi sekadar rabuk bagi serumpun eceng gondok di tepi sungai. Itulah karunia terindah bagi diriku, ya Tuhanku ya Allahku.(eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H