Pada akhirnya silogisme itu menjadi semacam Ayat Medsos: more immoral, more viral, more money, more honey. Semakin immoral, semakin viral, semakin kaya uang, semakin nikmat (hidup).Â
Itulah salah satu ayat utama medsos yang diimani kaum "pemuka" pemuja views dan adsense, viralitas dan uang, serta kenikmatan hidup -- apapun itu.
Saya akan bahas soal "ayat medsos" ini.
Batasan Tindakan Immoral
Tapi, sebelumnya, kita sepakati dulu batasan "immoral". Sebelum nanti mengenakannya sebagai label pada konten medsos tertentu.
Untuk alasan kredibilitas, saya merujuk pada merriamwebster.com.
Dikatakan di situ, label immoral dikenakan pada orang yang, berdasar norma sosial yang berlaku, dapat membedakan tindakan yang baik/benar dan yang buruk/salah. Tapi dia secara sengaja melakukan tindakan yang buruk/salah.
Contoh, Si Anu tahu dan sadar bahwa mencuri itu buruk/salah, tapi dia sengaja melakukannya.
Bedakan dengan amoral. Label amoral dikenakan pada orang yang mengakui mana yang baik/benar dan yang buruk/salah. Tapi, karena alasan tertentu, dia melakukan tindakan buruk/salah tanpa mempertimbangkan norma sosial.
Contoh, Si Ana tahu melacur itu tindakan buruk/salah, tapi dia tak perduli hal itu, dan tetap melakukannya karena takada pilihan lain baginya untuk bertahan hidup.
Dengan pengertian itu, lantas seperti apakah konten dan "pemuka" medsos yang masuk kategori immoral?
Humiliasi, Desepsi, dan Manipulasi
Secara kategoris, berdasar hasil pengamatan, saya telah membuat tipologi konten immoral di medsos. Humiliasi, desepsi, dan manipulasi.