Baim kemudian menunggang motornya dan masuk ke halaman rumahnya. Meninggalkan Suhud sendiri di luar.
Respon Penghakiman dari Khalayak
Kejadian itu langsung jadi santapan empuk pegiat medsos dan media massa. Jagad medsos khususnya riuh-rendah dengan penghakiman dan vonis.
Suhud mendadak ditampilkan sebagai orang tua miskin yang teraniaya. Terhina tanpa daya.Â
Sementara Baim Wong dicap sebagai orang muda kaya yang angkuh. Tak beretika dan minus empati sosial.Â
Sejumlah pendekar keadilan sosial (social justice warrior) muncul di ruang publik. Mereka membela Suhud sebagai korban ketakadilan sosial. Ada yang mengumpulkan donasi untuk Suhud. Ada pula yang mengajaknya belanja ke mal. Bahkan ada yang berniat melaporkan Baim ke Komnas HAM.
Jagad Youtube pun ramai dengan kecaman dan hujatan kepada Baim Wong. Pokoknya, tiada ampun untuk penghina orang tua. Sekalipun orangtua itu misalnya pengemis.
Sebagian netizen juga unjuk solidaritas untuk Suhud. Mereka menghukum Baim Wong dengan langkah unsubscribe akun Youtube-nya
Berdasar kejadian itu, netizen dan pegiat medsos menyimpulkan begitulah watak asli Baim Wong. Angkuh, minus empati, miskin solidaritas. Pokoknya, kata netizen, "Baim, yang kamu lakukan itu jahat."
Pledoi Baim WongÂ
Dalam satu video klarifikasi, Baim bilang tak menyesal atas apa yang telah terjadi. Dia jujur pada dirinya saat melakukan itu.
Baim mengaku tak suka pada cara Suhud minta duit padanya. Pakai teriak di jalanan: "Baim! Minta duit, Im!" Lalu, karena tak ditanggapi, menguntit Baim sampai ke depan rumahnya.
Konteksnya, Baim sedang main naik motor besar dengan Kiano, anaknya, keliling komplek pemukiman. Ulah Suhud baginya adalah gangguan terhadap privasinya.