Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Lelaki di Bumi Turatea

29 Agustus 2021   14:19 Diperbarui: 29 Agustus 2021   23:09 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang lelaki di Bumi Turatea (Foto: Dokumen Pribadi Khrisna Pabichara, atas ijin)

[Kepada Daeng Khrisna Pabichara]

Ada suara berseru-seru di padang lontar bumi kersang. Seruan ari-ari memanggil pulang lelaki kembaran dari tanah seberang. Purnama sedang terang, laut tengah pasang, saatnya kelana  pulang.

Ada phinisi buang sauh di muara sungai Kerala. Lelaki kembara telah berlabuh, kembali dari kaki langit ke kaki bianglala. Garam di tambak berkilau, jagung di ladang berbunga, kuda di steppa menari,  pucuk lontar di padang menyala.

Lelaki rantau telah dipanggil menjadi khrisna sang pabichara. Menjadi guru nan sarat bijak, gembala penuh asih, penghibur tiada tara, suara kebenaran bagi segenap perkara. Tanah, air, dan udara merindu Turatea sejahtera.

Seorang lelaki tegap berdiri di jantung Bumi Turatea. Menghitung tegakan lontar demi swasembada gula. Menaksir hamparan jagung demi swasembada pati bagi raga. Menakar gundukan garam demi swasembada butir perisa. Mengukur isi laut demi swasembada protein picu karsa.  

Di puncak bukit Sinalu lelaki Turatea itu berdiri. Di bawah kakinya terhampar bumi berpijak  yang lelah mendamba mandiri. Lelaki Turatea pantang duduk berdiam diri. Bila tak hendak raganya kurus kering terkuras iri. Tentang itu, semua  telah ditulis pada lembar-lembar lontarak tua oleh para bestari. (eFTe)

*Gang Sapi Jakarta, 29 Agustus 2021

Catatan:

Bumi Turatea adalah julukan untuk Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Untuk diketahui, tidak ada kota Jeneponto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun