Di masa pandemi Covid-19 lelaki umumnya tidak pakai celana dalam. Kalau pakai celana dalam berarti dia bukan umumnya lelaki. -Felix Tani
Karena faktor umur, pandemi Covid-19 menahan Engkong Felix di rumah. Statusnya KDR, Kerja Dari Rumah. Â Bukan WFH, Work From Home. Sebab Engkong tinggal di Indonesia.
Entah kenapa pandemi Covid-19 membuat orang Indonesia keranjingan Bahasa Inggris. Tepatnya keminggris. Coba simak kata-kata dan frasa-frasa berikut: suspect, rapid test, swab test, polymerase chain reaction (PCR) test, bed occupation rate (BOR), hand sanitizer, social distancing, testing, tracing, treatment, dan lockdown.
Engkong menduga-duga, gejala kemigggris itu terjadi karena Bahasa Indonesia memang lelet memberi padanan untuk istilah-istilah teknis kesehatan. Apalagi terkait pandemi Covid-19 yang penyebarannya secepat bersin.
Dalam status KDR-nya, sejumlah benda perlengkapan ngantor praktis menjadi takguna sama sekali. Â Mau tahu benda apa saja itu? Engkong beri daftarnya, ya.
Celana panjang. Engkong tinggal di daerah tropis. Buat apa pakai celana panjang di dalam rumah. Gerah, lembab, merangsang jamur tumbuh di selangkangan. Mending kalau jamurnya bisa dipepes.Â
Ikat pinggang. Kalau tak pakai celana panjang, buat apa pula pakai ikat pinggang. Keduanya kan pasangan. Emangnya Engkong monyet Sarimin, disuruh pergi ke pasar tapi pinggangnya diikat.Â
Sepatu pantofel. Lha, wong cuma duduk dan mondar-mandir di dalam rumah, buat apa pakai sepatu pantofel. Itu namanya kegenitan. Macam bapak-bapak bule di dalam film-film Hollywood: pakai sepatu pantofel saat makan malam.
Kaos kaki. Â Itu pasangan sepatu pantofel. Tak pakai sepatu pantofel maka tak pakai kaus kakilah. Lagian sepasang kaus kaki Engkong bolong pada ujungnya. Emangnya mau pameran lubang di rumah?
Kacamata cengdem. Lha, buat apa pakai kacamata cengdem (seceng adem) di dalam rumah. Emang rumah Engkong  open air. Kacamata cengdem itu dipakai saat nyetir menghadap matahari, atau saat ngantor ke sawah. Membajak sawah pakai kacamata cengdem, keren kan?