Tomat itu mudah busuk, baunya sungguh menusuk, ke hidung dia masuk, Â merusak suasana khusuk.
Tapi tomat itu mahluk budiman, ringan tangan, ikhlas tanpa beban, siap selalu di garis depan.
Orang Manado ingin sambal segar, tomat merah rela dipotong-potong, maka jadilah sambal dabu-dabu.
Orang Jawa ingin lauk pedas segar, tomat hijau rela diiris-iris, dikukus bersama potongan daging ayam campur rawit, maka jadilah garang asem.
Orang Bule ingin sop segar, tomat merah rela direbus dengan ragam bumbu, maka jadilah sop tomat.
Orang Jomlo sepi sendiri, tomat merah ranum datang menghampiri, sedia jadi teman cengkerama, sekadar membunuh sepi.
Orang Demo ingin melampiaskan amarah, tomat busuk setia hadir, untuk dilempar ke kepala botak dan perut buncit wakil rakyat.
Orang Rakus ingin sensasi rasa, tomat hadir dalam rupa saus asem segar, siap dituang mengubur semangkok mie ayam rasa aneh.
Orang Gemuk ingin langsing, tomat hadir sebagai solusi, siap diblender jadi jus pengganti makan  pagi, siang, dan sore.
Tomat itu sejatinya seorang pangeran budiman, baik hati dan suka menolong, yang dikutuk menjadi tomat, oleh seorang penyihir sirik karena cintanya ditolak.