Mas Karso nyaris pingsan. Dia ingin pasang baliho di mulut jalan desanya untuk merayakan  keberhasilan Greysia/Apriyani merebut medali emas bulutangkis ganda putri di Olimpiade 2020 Tokyo. Ternyata, setelah disurvei,  harga satu baliho 3x4 m melebihi total harga angkringan sotonya plus harga peralatan dan modal usaha.
Bahkan jika ditambah dengan nilai piutangnya pada Engkong Felix, yang hobi ngutang seperti negara, uangnya belum cukup juga. (Catatan: ngutang = ber-hutang, membuat hutang; Â bukan ber-kutang, memakai kutang.)
Beberapa minggu lalu Engkong berhutang soto lagi. Dia sangat yakin akan mendapat K-Rewards sekurangnya Rp 555,555. Maka ditraktirlah 10 orang petani rekannya. Kena tagihan total Rp 300,000. Sial, K-Rewards ternyata cuma Rp 55,555. Tekor, deh. Engkong terhutang Rp 244,445.
Begitulah nasib Kompasianer. Tak bisa mengandalkan K-Rewards sebagai sumber pendapatan. Â Bahkan tidak untuk keperluan sekadar traktir soto. Pahit ujungnya, Kawan. Â Kecuali, ya, kecuali kamu spesialis nulis spoiler anime Jepang.Â
Jauh lebih bisa diandalkan dagang soto. Mas Karso contohnya. Berangkat pagi dengan uang receh, pulang sore dengan uang besar.Â
Kompasianer?  Nulis sejak awal bulan, K-rewards zonk di akhir bulan.  Lalu menghibur diri: "Nulis di Kompasiana kan untuk berbagi"; "Aku nulis untuk obat pikun"; "Nulis untuk senang-senang saja, kok."  Tapi coba nanti tiba-tiba dapat K-Rewards Rp 1,111,111.  Beuh, ujung bibir langsung ketarik sampai kuping, gak balik-balik.
Akan halnya Mas Karso, tukang soto idola Kompasianer, dia itu politisi level kampung. Â Dia sedang berambisi menduduki jabatan sebagai Ketua RT. Â Sebulan lagi pemilihan Ketua RT baru akan digelar.
Nah, terinspirasi dari para politisi pusat dan daerah, Mas Karso ingin memasarkan dirinya dengan metode narsistik. Â Pasang baliho ucapan selamat atas kemenangan Gresya/Apriyani adalah metode ternarsis yang pernah ada.Â
Pikir Mas Karso, warga RT-nya pasti akan takjub dan terkesan jika melihat foto dirinya tampil menonjol di depan foto kecil Greysia/Apriyani yang jauh di belakang.  Dia  sudah memikirkan kata-kata yang akan dituliskannya di baliho: "Mas Karso ada di belakang kemenangan Greysia/Apriyani".  Lha, tapi foto Mas Karso kok malah ada di depan, ya.
"Tak usah pakai baliholah, Mas Karso," kata Engkong yang tidak tega melihat Mas Karso duduk lesu gegara gagal narsis lewat baliho. "Itu bukan cara yang baik."