Jangan mau jadi tomat, bila suatu saat kepadamu diharuskan, Â hendak menjadi apa jika pilihannya semata tumbuhan.
Aku bilang, jangan mau jadi tomat, sebab identitasmu nanti takjelas. Â Apakah kau termasuk sayur atau buah? Apakah rasamu terbilang manis atau masam? Apakah kau merambat atau tegak?
Jika kau jadi tomat, maka masa panen bisa jadi peristiwa mengerikan bagimu. Saat harga bagus, para petani akan saling serang menggunakan ribuan peluru buah tomat. Katanya itu festival. Ketika harga jelek, para petani akan membuang dan menginjak-injak buah tomat di jalanan. Katanya itu protes.
Jangan mau jadi tomat, tapi jadilah durian. Sebab saat festival durian, para petani tidak akan saling serang menggunakan peluru buah durian. Saat protes, para petani tidak akan membuang dan menginjak-injak buah durian di jalanan.
Kataku, jangan mau jadi tomat, sebab sebaik-baiknya nasibmu, tak akan lebih baik dari sekadar jadi saus merah darah yang ditumpahkan di atas semangkok mie ayam pedas.Â
Jangan mau jadi tomat sebab, sungguh, kau tidak akan kuat. Sudi dengarlah nasihatku ini. Tertanda, aku, "Tomat". (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H