Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #059] Marah dan Darah di Kasti

16 Juni 2021   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2021   12:25 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah para murid langsung sumringah.  Jiwa-jiwa dalam tubuh-tubuh kecil itu langsung bersemangat.  Itu untuk pertama kalinya mereka bermain kasti dibimbing guru.

Bermain kasti.  Itu cara Guru Paruhum membangun keakraban antara para murid. Sekaligus untuk membangun semangat kompetisi yang sehat.

Murid-murid dibagi menjadi dua regu. Regu Poltak dan Regu Jonder.  Di Regu Poltak ada Binsar, Bistok, Alogo, Berta, Gomgom, Tiur, Jojor, dan Polmer. Di Regu Jonder ada Adian, Togu, Dinar, Nalom, Poibe, Marolop, Risma, dan Saur.

Kedua regu itu keluar dari ruang kelas dan berjalan menuju lapangan rumput di depan gedung sekolah.  Luas lapangan rumput itu lebih kurang selapangan sepak bola.

"Habislah kalian, Poltak." Jonder menebar ancaman sebelum permainan dimulai.

"Jonder! Kalian yang habis nanti!"  Polmer sudah langsung membalas, sebelum Poltak sempat melontarkan sepatah katapun.

Jonder terdiam.  Kembut juga hatinya berhadapan dengan Polmer.  Sudah disaksikannya dulu  bagaimana Polmer mengunci Bistok, lawannya bergulat,  hingga tak berkutik.   

Permainan dimulai.  Berdasar hasil suit, Regu Poltak tampil sebagai pemukul dan Regu Jonder sebagai penjaga dan pelempar bola. Jonder menunjuk Togu sebagai pelempar bola. Guru Paruhum sendiri menjadi wasit.

Binsar tampil sebagai pemukul pertama. Malapetaka bagi Regu Jonder.  Binsar berhasil memukul jauh bola, sehingga dia bisa melewati Pos 1, 2, 3 dan masuk kembali ke hong dalam sekali putaran lari.  Nilai dua.

Selanjutnya giliran Alogo, Gomgom, Tiur, dan Polmer.  Semua aman.  Walau masing-masing hanya mencatatkan nilai satu.  Karena larinya bertahap dari pos ke pos.

"Habislah kau, Jonder!" teriak Poltak, disambut sorakan merendahkan dari Regu Poltak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun