Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #042] Urat Leher Geser Demi Limun

18 Maret 2021   14:23 Diperbarui: 21 Maret 2021   13:56 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lumayan.  Ditambah buah hasil perontokan, karung-karung tiga sekawan itu terisi hampir tigaperempatnya. 

Toke buah makadamia, orang Sorpea, sudah hadir di mulut jalan masuk Kampung Panatapan.  Siap bertransaksi dengan para  pemungut buah makadamia, anak-anak Panatapan dan Robean.  

Poltak,  Binsar, dan Bistok juga ikut bertransaksi. Hasilnya, masing-masing mendapat tiga ringgit atau Rp 7.5.  

Toke itu sudah menentukan harga. Sekarung penuh ukuran sedang harganya Rp 10.  Jika terisi hanya tigaperempat karung, berarti Rp 7.5 atau tiga ringgit. Dibayarkan tunai dengan tiga lembar uang pecahan seringgit.

"Bah! Kenapa pula kepalamu teleng, amang?" Kakek Poltak bertanya heran dan cemas saat Poltak pulang ke rumah dengan kepala teleng dan uang tiga ringgit dalam genggaman.

"Jatuh dari pohon makadamia, Ompung."

"Bah.  Ayolah kita ke rumah Ompung Toruan.  Biar diurut lehermu itu."  Kakek Poltak bergegas mengeluarkan sepeda dari dalam rumah. 

"Oi, Ompung ni Poltak!  Leher cucu kita terkilir. Jatuh dari pohon.  Kami ke Toruan dulu."  Kakek Poltak berteriak memberitahu nenek Poltak yang sedang memetik kopi di kebun belakang.

"Olo!" terdengar sahutan nenek Poltak dari kejauhan.  Sementara Poltak sudah membonceng kakeknya, bersepeda ke Kampung Toruan, ke rumah neneknya dari pihak ibu, seorang dukun urut sohor.

"Bah.  Tak apa-apa. Cuma urat lehermu yang bergeser.  Sebentar pasti sembuh."  Ompung Toruan memberi diagnosa.  Dilanjutkanurut urat leher, menggunakan minyak urut dengan ramuan herbal. 

"Poltak, kalau sudah selesai diurut, nanti temui ompung di kedai, ya?"  Kakek Poltak beringsut keluar rumah dan pergi ke kedai di tepi jalan.  Sebab tidak elok berada di rumah besannya yang sudah menjanda itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun