Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #042] Urat Leher Geser Demi Limun

18 Maret 2021   14:23 Diperbarui: 21 Maret 2021   13:56 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Binsar! Lihat itu! Poltak jatuh dari pohon!"  Bistok berteriak panik.

"Bah! Poltak!  Kau tak mati, kan?"  Binsar turun melorot cepat dari atas pohon dan berlari mendekati Poltak yang terduduk linglung di lantai hutan. Dalam sekejap Bistok mendekat juga.

"Jangan mati dulu kau, Poltak.  Kita belum minum limun." Bistok berteriak, asal berteriak, panik.

"Matamulah limun.  Sakit kali pun leherku. Tak bisa tegak lurus kepalaku."  Poltak menyumpah lalu mengeluh.  Kepalanya teleng ke kiri. 

Poltak tidak waspada.  Dia salah berpegangan pada ranting kering.  Jatuhlah dia seperti nangka busuk dari ketinggian sekitar enam meter.  

Beruntung pohon makadamaian yang dipanjatnya tumbuh di tanah miring.  Karena itu dia tidak jatuh tegak lurus. Tapi menggelosor mengikuti kemiringan lantai hutan kira-kira sepuluh meter jauhnya.  

Itu sebuah kemujuran.  Tidak fatal akibatnya.  Hanya cidera pada leher sehingga kepala Poltak jadi teleng.

"Cukuplah.  Kita pulang saja sekarang!"  usul Bistok.

"Bah, rugilah.  Kita kumpul dulu buah-buah jatuh ini."  

Poltak menolak, lalu memunguti buah-buah makadamia yang baru dirontokkannya.  Dia berjuang menahan rasa sakit di leher dengan kepala teleng.

Binsar dan Bistok tak mau rugi juga.  Mereka kembali ke pohon masing-masih dan memunguti buah-buah yang tadi berjatuhan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun