Untuk menghindari adunyolot antar basser (buzzer), mari kita buka KBBI Online untuk menyamakan pengertian tentang poligami dan poliandri. Tertulis seperti ini:  poligami/po·li·ga·mi/ n sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan; poliandri/po·li·an·dri/ n sistem perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai suami lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan. Jelas, ya?
Koreksi sedikit terhadap erti poligami.  Harusnya, menurut pengertian sosiologis, poligami adalah  "sistem perkawinan yang membolehkan seorang lelaki mempunyai isteri lebih dari satu orang dalam waktu yang bersamaan."  Persis kebalikan dari poliandri.  Erti yang tertera pada KBBI Online itu mendua, bisa berlaku untuk lelaki, bisa pula untuk perempuan.  Mana ada perempuan berpoligami.  Kecuali itu perkawinan sejenis kelamin. Tapi untuk kasus seperti itu, saya kira,  harus diciptakan istilah baru. Apa, ya?
Setelah sepakat erti poligami dan poliandri barulah menjelaskan soal  mengapa petani menyukai poligami dan poliandri?  Itu baru namanya berpikir sistematis.  Jelas dulu erti konsep, baru nyerocos blablabla.  Biasakan seperti itu, ya?
Oi, kapan beri penjelasan! Ngomong kosong melulu, macam tukang koyok!
Tahu tukang koyok? Apaan, tuh. Oh, Â itu istilah orang Siantar untuk tukang obat yang koar-koar jualan di trotoar. Â Jual kaplet vitamin B Complex, tapi dipromosikan sebagai "obat kuat." Â "Aku sudah buktikan. Â Tanya istriku itu," katanya sambil menunjuk seorang perempuan yang duduk di pojokan. Entah istri siapa pula dia itu.
Lihat. Gara-gara diprotes, pembicaraan jadi melenceng ke luar jalur. Â Makanya jangan suka protes. Â Duduk manis aja, ya?
Kalau masih ada yang protes, nanti tulisan ini langsung ditutup saja dengan kata "tammat". Â Mau gitu?
"Tammat? Dobel m? Ya, itu dialek Batak. Â Taklazim bilang "tamat", tapi "tammat". Â Bukan "tomat" tapi "tommat". Â Jelas, ya?
Baiklah, begini penjelasan mengapa petani fanatik mendukung poligami dan poliandri. Â Pertama, ganti dulu suku-suku kata "gami" dan "andri" dengan "nasi". Â Hasilnya "polinasi". Â Ertinya bukan "banyak nasi", ya, tapi "penyerbukan" atau "proses perkawinan pada tanaman."
Oi, ngaco! Â Mana ada hubungan polinasi dengan poligami dan poliandri! Â Itu otak-atik gatuk ala Poltak namanya!
Eh, jangan salah. Â Pada tanaman, polinasi itu bisa sifatnya poligami bisa pula poliandri. Â Ingat, ya, sebelum manusia mengenal poligami dan poliandri, tetumbuhan sudah mempraktekkannya sejak lama. Manusia itu belajar dari tanaman, tauk.