Jagad medsos gonjang-ganjing oleh pengakuan SZ, janda (25) asal Cianjur, Jawa Barat, yang mengaku mendadak hamil dan melahirkan seorang bayi sehat, dalam tempo satu jam setelah kemasukan angin semilir dari anunitanya.Â
Warganet yang paling singit dengan pengakuan itu terutama adalah kaum lelaki. Sebab, kalau pengakuan SZ benar, anulaki para lelaki akan berkarat semua, sebab para perempuan kemungkinan besar akan lebih memilih  angin ketimbang anulaki. Masa depan para lelaki jomlo jelas akan semakin suram.
Pengakuan SZ yang absurd itu sebaiknya diterima sebagai komedi masa pandemi, sekadar pengakuan menghibur dari seorang perempuan yang mungkin malu melahirkan anak setelah empat bulan menjanda. Menurut polisi, dan itu masuk akal, sangat mungkin SZ hamil oleh ulah intim legal suaminya sebelum bercerai. Kasihan angin kena fitnah, padahal dia bukan presiden.
Tapi jangan lekas-lekas pula menyangkal bahwa angin tak mungkin bisa bikin hamil.  Oh, jangan salah, bisa sekali.  Angin betul bisa bikin hamil massal  Lebih hebat dari apa yang bisa dilakukan seorang "pejantan tangguh."  Saya tak tega mengatakan, dalam soal bikin hamil, manusia lelaki gak ada apa-apanya dibanding angin. Â
Agar tak disangka hoaks, saya akan berikan dua bukti angin menyebabkan kehamilan. Â Tolong minum kopi dulu sebelum lanjut baca. Â Jangan baca sambil minum, nanti muncrat ke mana-mana. Â
Pertama, angin bikin hamil padi.  Sudah tahu perkawinan padi?  Sifatnya  monogami: sari jantan dan putik betina berada dalam satu bunga yang sama. Artinya,  jantan dan betina tinggal dalam "rumah" (batang padi) yang sama dan tidur di atas ranjang (bunga padi) yang sama.
Â
Walau tidur seranjang, sari jantan tak bisa begitu saja menggulati putik betina. Harus adat tiupan angin yang  menggugurkan serbuk sari dari kepalanya, lalu  jatuh dan ditangkap bulu-bulu putik betina yang berada di bawah kepala sari.  Serbuk sari terpilih menyusup ke dalam ovarium dan membuahi sel telur di sana.  Hasilnya adalah kehamilan, pembentukan  zigot dan inti polar.  Inilah embrio yang kemudian berkembang menjadi buah (bulir) padi.
Sekitar 95.0 persen putik betina (ovarium) padi dibuahi oleh serbuk sari jantan yang tidur seranjang dengannya. Â Ada 5.0 persen putik betina dibuahi serbuk sari jantan dari ranjang atau rumah tetangga. Rupanya kelompok minoritas ini tidak mampu menolak derasnya tiupan angin untuk "selingkuh".Â
Kedua, angin bikin hamil jagung. Kebalikan dari padi, perkawinan jagung  bersifat poligami.  Pada jagung sari jantan dan putik betina tinggal serumah (satu batang) tapi pisah ranjang (bunga).  Bunga jantan tidur di ranjang atas, pada malai di pucuk batang jagung.  Sedangkan bunga betina tidur di ranjang bawah, pada tongkol di ketiak daun. Â
Perkawinan jagung juga harus dibantu angin. Tiupan angin melepaskan puluhan juta serbuk sari dari bulirnya, dan  menerbangkannya ke hamparan ladang jagung.  Serbuk sari itu kemudian jatuh ke bunga betina, tepatnya ke untaian rambut yang menjuntai dari ujung tongkol. Rambut-rambut itu adalah saluran ratusan ovarium yang memanjang ke luar untuk menangkap serbuk sari jantan. Dengan cara itu, hamillah putik betina.
Karena serbuk sari terbang terbawa angin ke segala penjuru, Â maka bunga jantan jagung membuahi bunga-bunga betina di pohon (rumah) lain dan bahkan di kebun (kampung) lain. Boleh dibilang, bunga jantan jagung itu berpoligami, kawin dengan ratusan atau bahkan ribuan bunga betina.
Â
Sekitar 95.0 persen ovarium jagung dibuahi sari jantan dari pohon tetangga atau kebun lain. Hanya 5.0 Â persen yang dibuahi sari jantan yang tinggal serumah. Â Jarak ranjang jantan dan betina terlalu jauh sehingga sari jantan lebih suka berpoligami dengan berkendara angin.
Â
Dilihat dari sisi bunga betina, jagung itu tipe poliandri juga sebenarnya. Bunga betina jagung menjulurkan rambut lebatnya untuk menangkap sembarang serbuk sari jantan yang mendekat. Proses ini bisa menghasilkan tongkol jagung dengan biji warna-warni. Â Langsung ketahuan kalau jagungnya poliandri.
Masih tak percaya angin bisa bikin hamil? Â Walaupun itu bikin hamil padi, jagung, dan tumbuhan lain? Ketimbang ngeyel mendebat artikel ini, lebih faedah untuk menjawab pertanyaan ini: (Untuk lelaki) Apakah saya seorang lelaki padi atau lelaki jagung? (Untuk perempuan) Apakah saya seorang perempuan padi atau perempuan jagung?