"Apa kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belum kau?" -- Abu Janda
Lantaran ujaran itu ditujukan Abu Janda, nama parodik Permadi Arya, kepada Natalius Pigai, mantan Komisioner Komnas HAM asal Papua, maka dia dituduh rasis sehingga KNPI melaporkannya ke Bareskrim Polri.[1]
Ujaran itu dikicaukan Janda lewat akun twitternya (02.01.2021), merespon cuitan Pigai (01.01.2021) yang mempertanyakan kapasitas Hendropriyono bicara soal pembubaran FPI. Kicau Pigai: "Ortu mau tanya. Kapasitas Bapak di Negeri ini sebagai apa ya, Penasehat Presiden, Pengamat? Aktivis? Biarkan diurus generasi Abad ke 21 yang egaliter, humanis, Demokrat. Kami tidak butuh hadirnya dedengkot tua." [2]
Janda mencuitkan ujaran "evolusi belum selesai" itu sebagai penutup jawabannya terhadap pertanyaan Pigai. Kicau Janda: "Kapasitas Jend. Hendropriyono: Mantan Kepala BIN, Mantan Direktur BAIS, Mantan Menteri Transmigrasi, Profesor Ilmu Filsafat Intelejen, Berjasa di berbagai operasi militer."
Benarkah Janda berlaku rasis terhadap Pigai, dengan ujarannya itu? Atau, sebenarnya, Janda hanya berlaku kritis terhadap Pigai, dengan cara yang sedikit "sadis"?Â
Saya akan coba telisik perkara itu. Namun, agar tak silang batasan, saya perlu menjelaskan konsep-konsep evolusi dan rasis terlebih dahulu.
***
Merriam-Webster Dictionary memberikan dua pengertian evolusi, biologis (genetik) dan sosiologis (termasuk budaya, ekonomi, dan politik).  Pengertian biologisnya: "keturunan yang telah mengalami modifikasi dari spesies yang terdahulu: akumulasi perubahan terwariskan dari waktu ke waktu dalam suatu populasi organisme yang mengarah pada tampilnya bentuk baru.  Proses itu menjelaskan munculnya spesies dan varietas baru, lewat ragam mekanisme biologis, antara lain seleksi alami, mutasi genetik, dan hibridisasi.
Berikut ini contohnya. Seleksi alam: populasi kupu-kupu berwarna cerah digantikan kupu-kupu berwarna gelap di Inggris akibat asap pabrik industri. Mutasi genetik: munculnya hama wereng varian baru yang resisten terhadap pestisida. Hibridisasi: varietas padi hibrida yang diciptakan dari dua varietas padi non-hibrida.
Secara sosiologis, evolusi diertikan sebagai proses perubahan berkelanjutan dari kondisi yang lebih rendah, sederhana, atau buruk  menjadi kondisi yang lebih tinggi, komplek, atau lebih baik.  Atau, proses kemajuan sosial, politik, dan ekonomi yang berlangsung secara bertahap dan damai.Â