"Sekolah dulu mengajariku arti nasionalisme, tapi sekarang aku lupa." Katamu ringan, tiada nada malu.
"Beritahu padaku lagi." Â Itu pintamu, ringan, tiada nada dungu.
"Aku tidak tahu arti nasionalime." Jawabku ringan, tiada nada malu.
"Tapi aku tahu rasanya." Itu sergahku, ringan, tiada nada bijak.
 "Serasa aku di kampung halamanku, di mana pun aku berada di penjuru negeri." Kataku, dengan senyum yang lebar.
"Aku merasa terasing di kota ini." Katamu, dengan manyun yang dalam. (*)
Gang Sapi Jakarta, 30.01.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H