Aku gagal lagi tiba di puncak GunungMu tahun ini. Setelah puluhan kali gagal. Semenjak lahirku.
Aku mengaku, jujur. Kudaki GunungMu, setiap awal tahun. Lalu tiba di dasar jurang GunungMu, setiap akhir tahun.
Aku takut meraih puncak GunungMu. Di sana ada lava merah amarahMu. Aku hanya larva.
Ah, aku menipuMu, lagi. Tahun-tahun berlalu, jujur, aku tak pernah beranjak dari jurang GunungMu. Kulumpuhkan diri di sini.
Di jurang ini sungguh hangat, di puncak GunungMu teramat dingin. Di sini ada taman eden yang gemah-ripah. Di sana hanya ada hening.
Mengapa bukan Engkau yang turun menemaniku bersuka-cita di sini. Atau Kau sudah di sini, di jurang GunungMu, tapi aku tak bisa melihatmu? Â
Aih, aku pura-pura lupa, telah lama kubutakan mata lahir dan batinku.(*)
*Gang Sapi Jakarta, 31 Desembet 2020.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H