Kenthirisme sebagai paradigma tekstualisasi itu dijiwai anarkisme metodologi a'la Paul Feyerabend. Feyerabend menolak tunduk pada salah satu paradigma atau medode (riset) ilmiah untuk menemukan kebenaran saintifik.Â
Ringkasnya, dia menolak  klaim keunggulan empirisme ataupun fenomenologi, positivisme ataupun konstruktivisme, induktif ataupun deduktif, kuantitatif ataupun kualitatif; verifikatif ataupun falsifikatif, sebagai metode menuju kebenaran ilmiah.
"Metode saya adalah tanpa metode," atau, "Apa saja boleh," demikian proklamasi against method  atau anarkisme metodologi dari Feyerabend.  Dengan itu dia mau mengatakan, untuk mencapai kebenaran ilmiah, kita tak boleh terpaku pada salah satu metode yang sudah mapan dan telah menjadi semacam "regulasi riset".
Bagi Feyerabend, seorang peneliti harus menemukan "metodenya sendiri" untuk menemukan kebenaran. Berpegang pada hanya satu metode, berarti membuang peluang menemukan kebenaran yang mungkin hanya bisa ditemukan melalui satu cara lain. Karena itu, dia bilang, silahkan gunakan cara apa saja.
Itulah jiwa kenthirisme dalam proses tekstualisasi. Jika teks adalah sebuah kebenaran, maka mustahil hanya ada satu cara untuk mencapainya. Katakanlah cara atau pendekatan regularisme yang berlaku umum. Â Pasti ada banyak cara lain untuk sampai ke sana. Â Itulah asumsi epistemologis kenthirisme.
Kenthirisme tekstualisasi dengan demikian adalah penerapan metode tanpa metode dalam tekstualisasi. Artinya, dalam proses tektualisasi atau penulisan, cara apa saja boleh dipakai, untuk tiba pada sebuah teks sebagai suatu kebenaran.
Menurut Kenthirisme, regularisme yang lazim diajarkan di bangku sekolah atau kuliah, boleh dikesampingkan. Temukan dan jalani sendiri caramu.Â
Anarkisme pada mazhab kenthirisme tidaklah bermakna  nirkaidah. Seperti halnya anarkisme metodologi Feyerabend, kenthirisme tekstualisasi dipagari oleh tiga kaidah pokok yaitu logika, etika, dan estetika. Â
Dengan begitu, sebuah teks atau tulisan haruslah logis, etis, dan estetis. Sebab teks adalah suatu kebenaran dan kebenaran mengandung nilai-nilai logika, etika, dan estetika sekaligus dalam dirinya.
Cara Kerja Kenthirisme: Intuisi dan Serendipitas
Kenthirisme, atau "metode tanpa metode" dalam proses tekstualisasi itu sepenuhnya intuitif. Â Tak pernah diketahui secara pasti apa saja yang akan dituliskan dan akan seperti apa tulisan yang dihasilkan. Â Semuanya terpulang pada "apa yang terjadi" selama proses tekstualisasi.Â