Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Millenial War of Kompasianival 2020

13 November 2020   12:58 Diperbarui: 19 November 2020   12:58 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari kompasiana.com/kompasianival2020

Judul artikel ini bukan karena sok keminggris. Tapi biar terkesan keren aja. Lagi pula, actually, saya sedang berada di Jakarta Selatan. Which is warganya suka pamer bahasa Ingdonesia.

Lagi pula frasa Millenial War terdengar gigantik, kolosal dan filmis. Tak kalah, misalnya, dari Star Wars, Infinity War dan War of the World.  Coba kalau pakai istilah "Perang Milenial".  Bener sih, iya, tapi kok rasanya kurang heboh, gitu.

Selain itu, saya harus menyesuaikan diri pula dengan terminologi keminggris yang dipakai Min K untuk mencari yang terbaik pada perhelatan K'nival 2020. Maksudku ini: Best in Citizen Jornalism,  Best in Opinion, Best in Specific Interest, dan Best in Fiction. Kalau Min K bisa, kenape gue kagak.

Nah, di empat kategori penghargaan itulah, dalam K'nival 2020, menurut ramalanku akan terjadi Milenial War.  Maksudku, K'ner yang bersaing sengit adalah kaum milenial.  K'ner old school untuk kali ini akan duduk manis menonton. Biarlah para K'ner itu yang riuh "bakupukul".

Kemungkinannya, di arena Best in Citizen Journalism akan berlangsung perang sengit antara Guido Reba, Kartika Eka, Gregorius Nyaming, dan Neno Salukh.  Mereka tergolong K'ner yang paling gigih mengabarkan dinamika sosial lokal di tanah kelahirannya.

Sementara di arena Best in Opinion, perang akan mengadu Ozy Alandika, Romo Bobby, Hennie, dan Adolf Deda.  Kuda hitamnya Tety Polmasari, Fauzi Yamin, Meirri dan Yana Haudy. 

Lho, kok gak ada nama-nama Elang, Fery dan Sigit. Ah, mereka sudah sangat puas menjadi yang "Terpopuler" tiap hari. Ngapain juga ikutan perang. K-Rewards sudah turah-turah, sampai kancing kemeja pada mletek.

Lalu, di arena Best in Specific Interest akan berlangsung perang saudara antara Daeng Khrisna Pabichara, Daeng Rudy Gunawan, Daeng Tonny Syariel, dan Bli Ketut Suweca. Kuda hitamnya Bu Suprihati.

Terakhir, di arena Best in Fiction akan terjadi sebuah perang sengit yang paling absurd dalam sejarah Kompasiana. Di sini Felix Tani akan berperang melawan dirinya sendiri. Sementara unggulan lainnya, antara lain Bu Lilik, Mas Arief, Pak Ali, Uda Zaldy, Pak Ayah dan Bu Ari hanya bisa bengong, tapi salah seorang dari mereka tiba-tiba menang.

Oh, ya. Bagaimana dengan para fiksioner ini: YR Passandre, Daeng Arrie Titik Nol, Bu Fatmi, dan Bu Lusy? Ah, menurutku mereka itu tergolong old school. Generasi jantung kiwir-kiwir. Gak bakalan kuat ikut perang. 

Begitulah konstelasi Millenial War of Kompasianival 2020.  Mungkin ada yang bertanya, kok, ada nama-nama K'ner paruh-baya dan lansia. Katanya milenial. Lha, definisi milenial di sini kan "orang yang hidup di era millenium". Jadi, semua K'ner adalah milenial.

Daeng Rudy, Bu Prih, dan Bli Ketut gak usah bantah, gak perlu ngeyel, gak ada gunanya. Salam milenial.(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun