Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekuntum Hortensia untuk Ayah Tercinta

12 November 2020   20:52 Diperbarui: 13 November 2020   11:56 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buta hari itu takdir terbaik seorang ayah. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, tak satu pun dikenalnya. Hanya ada satu hari di hatinya: hari esok, hanya untuk anak-anaknya terkasih. Demi itu peluhnya menggenang di pijakan kakinya.

Nafas itu karunia terindah seorang ayah. Dari setiap hembusan nafas itu merebak harapan masa depan terindah bagi anak-anaknya. Baginya hanya tersisa satu  hembusan nafas terakhir. Disisihkannya untuk hadiah bagi Yang Maha Kasih, tanda terimakasih dari anak-anaknya.  

Buta hari itu takdir terbaik seorang ayah dan nafas itu karunia terindah baginya. Dia hanya tahu satu hari esok untuk anak-anaknya, alasan tunggal untuk tetap bernafas. Tahu hanya satu hari, sebelum hari ini, ketika anak-anaknya menghaturkan sekuntum Hortensia indah. Sambil mengucap merdu "Selamat Hari Ayah, kami cinta Bapak."(*)

Gang Sapi Jakarta, 12.11.20

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun