Karena itu Gubernur Jakarta, penggagas instalasi  peti mati korban Covid-19 itu, tidak layak disebut seorang Kenthirian. Â
Saya harus menegaskan soal etika kenthirisme ini sebagai pengingat. Â Agar tidak ada Kompasianer yang ngaku-ngaku kenthir, lalu menulis dan menerbitkan artikel menyakiti bumi dan manusia.
Ngomong-ngomong, apa sih kenthirisme itu? Saya lupa, silahkan dicek di artikel saya terdahulu. Di sini saya cuma bermaksud menegakkan Etika Kenthirisme.
Koma.
Ngomong-ngomong, ada sejumlah Kompasianer yang mengaku kenthir karena, katanya, ketularan Felix Tani.Â
Itu masuk pasal pencemaran nama baik karena Felix Tani bukan sejenis virus. Â Ancamannya denda sebanyak 999 artikel di Kompasiana.
Titik.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H