Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspadalah, "Profesor Humoris Causa" Ada di Sekitar Kita

6 Agustus 2020   15:03 Diperbarui: 6 Agustus 2020   16:40 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak hendak menampik kemungkinan seseorang yang bukan ilmuwan formal bisa menemukan obat penyakit. Sebab saya tahu ada petani yang tak lulus SD yang bisa menemukan benih unggul baru, pupuk organik, dan bio-pestisida. Itu bisa saja tetjadi.  

Tapi misalkan pun HP,  dengan kapasitasnya sebagai lulusan Strata 3, benar menemukan antibodi herbal penakluk Covid-19, maka saya pantas meragukan temuan itu karena tidak melalui sebuah prosedur riset dan uji klinis yang bisa dipertanggung-jawabkan.  Hanya ada klaim kehebatan saja. Bagi saya, itu sama saja dengan "tukang obat trotoar" yang mempromosikan tablet Vitamin B sebagai "obat kuat lelaki".

***
Saya hanya ingin menyampaikan pesan, "Pemancing selalu mengambil manfaat di air keruh (tanda ikannya banyak).  Dia akan datang menawarkan umpan enak.  Sekali ikan terkait ke mata pancing, maka upahnya adalah berenang dalam kuali."

Sekarang ini bangsa kita sedang dilanda pandemi penyakit fisik, terutama Covid-19 dan pandemi penyakit rohani, terutama  keraguan pada kuasa dan kebaikan Tuhan.  Khalayak mendamba obat manjur untuk melawan pandemi ganda itu.

Itulah kondisi "air keruh" yang menjadi kolam "pemancingan rejeki" bagi para "Profesor Humoris Causa".  Mereka datang menawarkan obat jasmani dan atau rohani dengan cara yang meyakinkan dan jenaka.  Membuat kita jatuh hati dan percaya kepada mereka.

Lalu, kita mungkin dengan gembira percaya pada ramuan penakluk segala penyakit, atau ramuan ayat pembuka surga, dari para "Profesor Humoris Causa" itu. Lalu kita menelannya mentah-mentah begitu saja, tanpa pernah berpikir kritis, bahwa "ramuan" itu mungkin berdampak horor bagi hidup kita.

Janganlah hal itu sampai terjadi.  Sebab jika itu sampai kejadian, percuma juga kita mengumpati para "tukang obat" itu sebagai "Profesor Hororis Causa". Karena itu waspadalah senantiasa, mereka ada di sekitar kita. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun