Â
"Artikel Utama", Â itukah ukuran artikel terbaik di Kompasiana? Ya dan tidak.Â
Ya, jika saya percaya bahwa Admin K menggunakan indikator yang mewakili kepentingan khalayak dalam kurasi artikel.
 Tidak, jika saya menganggap indikator yang digunakan Admin K hanya memenuhi kepentingan bisnis dari suatu konglomerat media. Â
Ukuran artikel terbaik, dengan demikian, mesti dikembalikan pada jawaban atas pertanyaan ini: Â "Kepentingan apa yang saya bawakan?" atau "Nilai-nilai apa yang saya perjuangkan?"
Hal kepentingan atau nilai itu akan menentukan posisi saya sebagai Kompasianer di Kompasiana. Ada dua kemungkinan posisi. Â
Pertama, saya menerima nilai atau kepentingan kapitalistik Kompasiana.Â
Dengan begitu saya mengingkari identitas otentikku lalu, meminjam istilah S. Kierkegaard, Â mengenakan identitas sosial palsu sebagai anggota kerumunan Kompasiana. Di sini saya tampil sebagai pengabdi kepentingan Kompasiana.
Kedua, Â saya menolak tunduk pada kepentingan Kompasiana, lalu tampil membawakan kepentingan atau nilai sendiri.Â
Artinya, saya tampil dengan identitas sosial otentik yang menyimpang dari identitas palsu anggota kerumunan. Di sini saya tampil sebagai penyimpang sosial, menolak pengabdian pada kepentingan Kompasiana.
Dua posisi itu, "pengabdi" Â dan "penyimpang", punya konsekuensi yang berbeda terhadap perilaku ber-Kompasiana. Tanpa memberi penilaian baik atau buruk, saya akan coba jelaskan hal tersebut di sisa tulisan ini.Â
Tapi sebelum itu, saya perlu jelaskan dulu tentang nilai kapitalusme Kompasiana.